herbal

Kuning Telor Bikin Jos

Sabtu, 28 Juli 2018 | 16:42 WIB

 
-
MERAPI-JB SANTOSO
Telur ayam kampung, jos ditambah bubuk lada. CARA untuk mendongkrak energi seksual pria berbahan 2 butir kuning telur ayam kampong, 20 butir merica hitam, 2 sloki biji petai cina dan 1 sdm (sendok makan madu). Membuatnya, biji petai cina disangrai hingga hangus, kemudian ditumbuk dengan merica hitam hingga menjadi serbuk. Campurlah serbuk tersebut dengan kuning telur ayam kampung dan madu. Campur hingga rata. Minum ramuan ini beberapa saat sebgelum melakukan hubungan intim, masing-masing separuhnya. Bila membiasakan diri meminum ramuan ini 3 kali dalam seminggu masing-masing satu racikan, maka akan membuat vitalitas pasangan menjadi prima. Lada mengandung zat kavisin yang membawa sifat pedas. Di dalam tubuh, senyawa-senyawa yang menjadi sumber rasa pedas akan bekerja meredam aktivitas otak saat menerima sinyal rasa sakit yang disalurkan dari sistem saraf. Sehingga beban rasa sakit menjadi berkurang. Senyawa boron, calamene dan vacrol yang terdapat pada butiran buah lada dapat merangsang pengeluaran hormon androgen dan estrogen yang merupakan bekal utama pembangkit gairah seksual pada pria dan wanita. Kandungan merica sangat beragam termasuk juga berkhasiat mengatasi bau berkeringat yang kurang sedap, haid yang tidak teratur, panas dalam, rematik, asam urat, tulang keropos, sakit gigi, asma, hernia dan penyakit kulit seperti kurap, kadas dan eksim. Merica itu pedas, siapa pun tahu. Tapi barangkali ada yang tidak menyadari bahwa rasa pedas itu sebenarnya berfungsi obat. Makan sup dengan bumbu merica, misalnya, dapat membuat influenza bablas. Atau sakit kepala jadi sembuh. Otot kaku kembali lemas setelah digosok minyak lada. Dan masih banyak manfaat merica. Sebagai rempah-rempah yang sering ditaruh di meja makan, jangan samakan merica dengan garam. Merica berpotensi memberi manfaat kesehatan, sementara garam bisa mengganggu kebugaran tubuh bila berlebihan. Rasa pedas biji lada sudah dikenal sejak ribuan tahun lalu. Bahkan Theoprastus dari Yunani (372–387 SM) sudah memilah lada menjadi dua jenis, yakni lada hitam (Piper ningrum Linn) dan lada putih (Piper longum). Sejak ratusan tahun lalu, lada hitam sudah berkembang luas di Indonesia. Dapat dijumpai di berbagai daerah dan memiliki banyak nama lokal. Sekitar tahun 600–1500 M para pedagang Arab mengangkut biji Lada dari pantai Malabar di India. Hubungan perdagang lada antara Jawa dan Cina tercatat mulai tahun 1500, dan bangsa-bangsa Eropa antara lain Inggris, Spanyol, Portugis dan Belanda menjajah bangsa-bangsa di Asia termasuk Indonesia antara lain karena komoditi rempahnya termasuk Lada. Di Indonesia pada masa penjajahan Belanda tanaman Lada pernah menjadi komoditas ekspor utama, tercatat antara tahun 1930–1938 M rata-rata ekspor Indonesia meliputi 50.000 ton per tahun. Penghasil Lada di Indonesia antara lain Lampung, Jawa Barat, Bangka dan Kalimantan Barat. Tapi tanaman lada juga dijumpai di daerah lain. Di Sumatera, lada memiliki beberapa nama, yakni koro-koro (Enggano), lada (Aceh, Batak dan Lampung), lado ketek (Mingangkabau) dan lada kecik (Bengkulu). Di Jawa lazim dinamai pedes (Sunda), merica (Jawa) dan sakang (Madura). Orang Bali menyebutnya mica. Beberapa nama di Nusa Tenggara antara lain sahang (Sasak), saha (Bima), lada (Timor), mboko saah (Ende), ngguru (Flores). Masyarakat Sulawesi menamainya malita lodawa (Gorontalo), marica (Makasar), barica (Bugis) dan risa jawa (Minahasa). Di Maluku, merica disebut dengan marissanmau (Seram), emrisan (Buru), maricang puwe (Halmahera) dan rica jawa (Ternate). Banyak pengalaman dapat dipetik dari para leluhur kita dari seluruh penjuru tanah air tentang manfaat lada. Ternyata bukan hanya bermanfaat untuk mendongkrak energi seksual para pria, namun juga bagi kaum perempuan. (dari berbagai sumber)- (JB Santoso)

Tags

Terkini