herbal

Lidah Buaya Redakan Nyeri Radang Sendi

Sabtu, 21 Juli 2018 | 17:19 WIB

-
MERAPI-JB SANTOSO
Kumis kucing bisa diracik dengan lidah buaya. TANAMLAH lidah buaya di halaman atau pekarangan rumah, maka kita akan memetik beragam manfaatnya. Sejak dulu herbal lidah buaya juga telah dirujuk nenek moyang. Dalam Cabe Puyang Warisan Nenek Moyang (Balai Pustaka, 1996), misalnya, lidah buaya juga telah mereka gunakan untuk menyembuhkan kencing manis. Ada dua cara direkomendasikan litertiur herbal tersebut. Pertama digunakan secara soliter, kedua dijadikan racikan bersama bahan lain. Kalangan herbalis ada yang memberi gelar lidah buaya dengan herbal sejuta khasiat, namun ada pula yang menjulukinya si tanaman ajaib. Bentuknya memang relatif memble, bahkan ada yang mengomentari sebagai ‘si buruk rupa’. Predikat positif yang diberikan pada lidah buaya memang tak ada salahnya, sebab sudah sejak zaman Firaun, lidah buaya digunakan para ratu Mesir Kuno untuk merawat kecantikannya. Dulu, lidah buaya memang populer sebagai penyubur rambut dan penghalus kulit. Namun melalui berbagai penelitian di dalam dan luar negeri, rahasia dalam lendirnya makin terungkap. Kemudian ada yang mengubahnya menjadi minuman kesehatan dan ekstrak berkhasiat obat. Di Indonesia, lidah buaya telah digunakan para leluhur untuk bahan pengobatan berbagai penyakit. Seperti terungkap dalam Cabe Puyang Warisa Nenek Moyang (Balai Pustaka, 1996), misalnya, lidah buaya direkomendasikan untuk menyembuhkan kencing manis. Dapat digunakan secara soliter, namun bisa pula diracik dengan bahan lain. Bila digunakan secara tunggal, ambil 2 plh (pelepah) daun lidah buaya, dibuang duri-durinya dan dicuci, dipotong-potong seperlunya, kemudian direbus dengan 3 gelas air bersih. Biarkan mendidih hingga airnya tinggal tigaperempat-nya. Setelah dingin disaring, hasilnya diminum 2-3 kali sehari masing-masing sebanyak tigaperempat gelas. Lakukan secara teratur hingga hasilnya terasa. Bila merupakan racikan, bahannya terdiri dari ½ jari bidara upas, 10 butir duwet, setengah plh daun lidah buaya, seperempat genggam daun meniran, seperempat daun kumis kucing dan garam sebesar biji asam. Setelah seluruh bahan dibersihkan atau dicuci lalu dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air bersiuh, biarkan mendidih hingga airnya tnggal ¾-nya. Setelah dingin disaring, minum hasilnya 2-3 kali sehari, lakukan secara teratur. Sejarah penelitian lidah buaya bukanlah sebuah sejarah singkat. Sebelum tahun 1964, para peneliti menemukan dalam perasan air lidah buaya sebuah zat yang disebut aloin. Sedangkan di dalam getah daun yang lebih kental atau gel diketahui mengandung barbaloin sejenis glikosid antrakinon. Unsur-unsur tersebut berkhasiat sebagai pencahar. Selanjutnya, melalui teknologi analisis kimia yang semakin canggih, ditemukan polisakarida. Polisakarida terbesar dalam lidah buaya adalah glukoman, galaktosa, asam uronik dan pentosa. Selain itu ditemukan juga asam krisofan dan enzim protease. Salah satu enzimnya mampu memecah bradykinin, suatu senyawa penyebab rasa nyeri pada luka, hingga nyeri tersebut dapat hilang. Karenanya lidah buaya sering digunakan sebagai obat luka dan penyakit kulit lainnya. Atas kemampuannya menghilangkan rasa nyeri, herbalis tidak hanya menggunakan sebagai obat luar, tapi juga dijadikan bahan racikan yang dapat diminum. Seperti dilakukan Drs H Arief Hariana dalam 812 Resep untuk Mengobati 236 Penyakit (PS, 2005), herbalis ini merekomendaskan sebuah ramuan untuk mengatasi radang sendi akut dengan bahan lidah buaya untuk diminum.  (JB Santoso)  

Tags

Terkini