kesehatan

Kehilangan Gigi di Usia Produktif Jadi Masalah, Polident Kampanyekan Balikin Senyum

Jumat, 15 November 2024 | 08:00 WIB
Jumpa pers peluncuran Polident ‘Balikin Senyum’ di The Phoenix Hotel, Kamis (14/11). (WAHYU TURI K)

HARIAN MERAPI - Kesadaran masyarakat untuk rutin memeriksakan kesehatan gigi dan mulut ke dokter gigi masih tergolong rendah. Kondisi ini membuat banyak orang harus mengalami kehilangan gigi di usia yang terbilang masih produktif.

Padahal, memiliki gigi yang sehat dan utuh sempurna tak hanya memberikan kesan menarik secara estetik. Namun, secara fungsi juga membuat proses makan dan mencerna makanan secara keseluruhan berlangsung secara optimal.

Situasi ini kemudian menarik perhatian Haleon Indonesia melalui merek perawatan gigi palsu, Polident, yang dilanjutkan peluncuran kampanye bertajuk ‘Balikin Senyum’ untuk masyarakat. Dalam kampanye ini, Polident menggandeng Fakultas Kedokteran Gigi UGM, Kimia Farma, KitaBisa, Ikatan Prostodonsia Indonesia (IPROSI) Yogyakarta, Perhimpunan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Yogyakarta dan Dinas Kesehatan DIY untuk mewujudkan senyum cerah masyarakat.

Baca Juga: Begini prosedur implan gigi untuk mengganti gigi yang hilang

General Manager Haleon Dhanica Mae Dumo-Tiu mengatakan, kampanye ini sejalan dengan prioritas transformasi layanan kesehatan dari Kementerian Kesehatan. Mereka menilai gigi palsu yang tepat untuk dipakai sangatlah penting. Tidak hanya sebagai kebutuhan gigi, tapi juga untuk menjaga kesehatan jangka panjang dan kesejahteraan pribadi.

"Kehilangan gigi yang berlangsung lama dapat sangat memengaruhi kualitas hidup seseorang, sulit makan, termasuk mengurangi interaksi sosial,” kata Dhanica, Kamis (14/11).

Berdasarkan data, 21% orang Indonesia mengalami kehilangan gigi. Jika dianalisis berdasarkan kelompok usia, individu berusia di atas 65 tahun memiliki tingkat kejadian tertinggi yaitu 46,5%. Meski demikian, populasi yang lebih muda juga terdampak secara signifikan.

Baca Juga: Pemerintah pastikan blokir rekening bank pelaku judi online

Sementara secara khusus, 8,5% orang berusia 15-24 tahun, 12,3% orang berusia 25-34 tahun, 18% orang berusia 35-44 tahun, dan 26,4% yang berusia 45-54 tahun mengalami kehilangan gigi.

"Meskipun persentasenya bervariasi di berbagai kelompok usia, satu hal yang jelas adalah tidak ada yang bebas dari risiko kehilangan gigi," lanjutnya.

Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat dan Kerjasama Fakultas Kedokteran Gigi UGM, Trianna Wahyu Utami menyampaikan, persoalan gigi dan mulut di Indonesia masih sangat besar termasuk kehilangan gigi. Kurang lebih 50 juta warga usia 60 tahun ke atas mengalami permasalahan ini. Namun baru sekitar 20 juta orang yang bisa menikmati gigi palsu.

Baca Juga: Wataru Endo takkan meremehkan timnas Indonesia, ini alasannya

"Kolaborasi pentahelix adalah salah satu kunci untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Beberapa tahun mendatang, populasi lansia akan semakin banyak dan sudah menjadi tugas kita agar mereka punya kualitas hidup yang baik," katanya.

Plt Direktur Utama dan Direktur Pengembangan Bisnis PT Kimia Farma Apotek, Junus Koswara mengatakan kampanye ini menjadi langkah awal dari kolaborasi yang lebih besar untuk mendukung kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia. Hal itu sejalan dengan komitmen Kimia Farma yang berperan aktif untuk membantu menyadarkan masyarakat tentang pentingnya perawatan gigi dan mulut.

“Spiritnya sama, tugas kami tidak hanya secara bisnis tetapi bagaimana melayami masyarakat Indonesia dengan baik dan memberikan edukasi yang maksimal,” kata Junus.

“Kampanye ‘Balikin Senyum’ ini bukan sekedar inisiatif kesehatan, tetapi juga memberikan gerakan sosial yang membawa pesan bahwa sehat adalah hal semua orang,” tandasnya. *

 

Tags

Terkini