kesehatan

Penelitian tanaman sembung untuk terapi kanker payudara, raih hibah pendanaan dari Kemendikbudristek

Selasa, 30 Juli 2024 | 19:55 WIB
Tahapan penelitian tanaman sembung untuk terapi kanker payudara dilakukan tim mahasiswa UMY. ( Foto: Dok.UMY)

HARIAN MERAPI - Penyakit kanker seperti kanker payudara sangat berbahaya, sebab pertumbuhan sel kanker secara abnormal yang terus-menerus dan tidak terkendali.

Hal tersebut dikenal sebagai metastatis, sebab sel kanker bisa mengakibatkan kerusakan jaringan di bagian tubuh yang terserang dan sekitarnya, bahkan bisa menyebar ke berbagai organ lain di tubuh.

Termasuk pula kanker payudara juga memiliki kecenderungan yang sama, karena memiliki salah satu lini sel bernama 4T1 yang bersifat sangat metastatik.

Demikian diungkap ketua tim penelitian mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Putri Nabila Candraningtyas, terkait khasiat tanaman sembung untuk membantu terapi kanker payudara.

Baca Juga: Makin seru! Pansus Angket Haji dituding kepentingan pribadi, PKB : Itu melecehkan keputusan paripurna DPR

Adapun obat berbahan dasar tanaman sembung tersebut bernama Nanosuspensi Fraksi Sembung dan merupakan minuman pendamping kanker. Bahkan inovasi penelitian tersebut berhasil meraih hibah pendanaan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI.

Menurut Putri pendanaan penelitian tersebut, yakni melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Secara garis besar, dari penelitian tersebut, sembung diketahui mengandung senyawa aktif flavonoid.

“Senyawa ini berfungsi sebagai antikanker, karena kemampuannya dalam menginduksi apoptosis untuk membunuh sel-sel kanker. Sesuai nemanya, pengobatan ini menggunakan tanaman sembung sebagai bahan dasarnya,” ungkap Putri, baru-baru ini.

Dipaparkan pula oleh Putri yang juga mahasiswa Prodi Farmasi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UMY, ia dan timnya telah melakukan pengembangan menggunakan teknologi untuk perumusan obat herbal dan mengatasi permasalahan tersebut.

Baca Juga: Selama tahun 2023 Teras Malioboro (TM) 1 dikunjungi sekitar 2.880.796 orang

Teknologi yang kami gunakan adalah sistem nanosuspensi yang terdiri dari partikel padat berukuran nano, yaitu sekitar 0,1-1000 nm,” jelasnya.

Masih menurut Putri, hanya saja untuk pengobatan secara herbal umumnya memiliki sejumlah keterbatasan, antara lain dalam bioavailabilitas atau ketersediaan hayati.

Tak kalah penting, lanjutnya, pengembangan sistem tersebut dapat menawarkan laju disolusi atau pelarutan obat menjadi lebih tinggi, serta peningkatan ketersediaan hayati dari obat.

Baca Juga: Belum Diketahui Jenisnya, Bangkai Ikan Besar Terdampar di Pantai Sepanjang Gunungkidul, Ini Berat dan Panjangnya

“Maka dengan menggabungkan nanosuspensi dan obat yang berbahan dasar tanaman sembung, dapat secara efektif meningkatkan kinerja obat untuk menghentikan siklus sel, menekan pembiakan serta invasi sel kanker,” urainya.

Halaman:

Tags

Terkini