Bukan hanya olahraga dan turunkan berat badan, diet nabati dapat kurangi risiko gangguan tidur

photo author
- Jumat, 23 Februari 2024 | 19:55 WIB
Ilustrasi seorang perempuan yang tidak bisa tidur  (ANTARA/Shutterstock)
Ilustrasi seorang perempuan yang tidak bisa tidur (ANTARA/Shutterstock)

Selanjutnya, diet kaya akan makanan hewani (melibatkan asupan lemak hewani tinggi, produk susu, telur, ikan atau makanan laut, dan daging), dan diet nabati yang tidak sehat yang ditandai dengan konsumsi biji-bijian olahan, kentang, minuman yang diberi gula, makanan manis, kue-kue, dan makanan asin.

Para partisipan juga ditanyai apakah mereka mengalami obstructive sleep apnea.

"Orang-orang dengan diet yang paling tinggi kandungan makanan nabati cenderung memiliki risiko 19 persen lebih rendah untuk menderita OSA, dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi jumlah makanan nabati yang paling rendah. Mereka yang mengonsumsi diet yang sebagian besar vegetarian juga memiliki risiko yang lebih rendah. Namun, orang-orang yang mengonsumsi diet tinggi makanan nabati yang tidak sehat memiliki risiko 22 persen lebih tinggi, dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi jumlah makanan tersebut yang rendah," demikian rilis berita tersebut seperti dilansir Antara.

Baca Juga: Striker Asing PSS Sleman Ajak Riak Gembira Akhirnya Pecah Telur dengan Mencetak Gol ke Gawang Bhayangkara FC pada BRI Liga 1

Para peneliti mengamati bahwa hubungan antara diet nabati dan risiko sleep apnea lebih menonjol pada pria, sementara diet nabati yang tidak sehat memiliki dampak yang lebih signifikan pada risiko wanita.

"Hasil ini menyoroti pentingnya kualitas diet kita dalam mengelola risiko OSA. Penting untuk dicatat perbedaan-perbedaan jenis kelamin ini karena mereka menekankan perlunya intervensi diet yang dipersonalisasi bagi orang-orang dengan OSA," kata Melaku.

Meskipun studi ini tidak meneliti mekanisme di mana diet memengaruhi risiko sleep apnea, para peneliti percaya bahwa antioksidan dalam diet nabati dan sifat anti-inflamasi mungkin menjadi faktor yang membantu dalam mengurangi peradangan dan obesitas, faktor risiko sleep apnea.(*)

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X