Bukan hanya olahraga dan turunkan berat badan, diet nabati dapat kurangi risiko gangguan tidur

photo author
- Jumat, 23 Februari 2024 | 19:55 WIB
Ilustrasi seorang perempuan yang tidak bisa tidur  (ANTARA/Shutterstock)
Ilustrasi seorang perempuan yang tidak bisa tidur (ANTARA/Shutterstock)

HARIAN MERAPI - Sleep apnea atau gangguan tidur yang berpotensi serius salah satunya ditandai dengan gejala seperti mendengkur keras.

Terkait dengan gangguan tidur, pendekatan umum yang biasa disarankan untuk mengobati adalah penurunan berat badan dan olahraga.

Namun, sebuah studi baru menemukan bahwa selain dari pembatasan kalori dan penurunan berat badan, diet individu juga dapat memainkan peran dalam mempengaruhi risiko sleep apnea.

Menurut studi yang diterbitkan dalam jurnal ERJ Open Research, orang yang mengonsumsi diet nabati sehat yang kaya akan sayuran, buah-buahan, biji-bijian utuh, dan kacang-kacangan memiliki 19 persen kemungkinan lebih rendah untuk mengalami sleep apnea dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi diet yang tidak sehat.

Baca Juga: Rumah dinas termewah di Salatiga ini bakal ditempati sosok yang sama lagi?

"Hasil ini menyoroti pentingnya kualitas diet kita dalam mengelola risiko OSA (obstructive sleep apnea)," kata peneliti utama Yohannes Melaku, dikutip dari Medical Daily, Jumat (23/2/2024).

Sleep apnea menyebabkan gangguan pernapasan yang sering selama tidur, mengakibatkan gejala seperti mendengkur, kelelahan, kantuk siang hari, mudah tersinggung, dan kadang-kadang, insomnia. Lebih dari 30 juta orang dewasa di Amerika Serikat menderita sleep apnea.

Ada dua jenis sleep apnea, yaitu central sleep apnea (CSA) yang timbul dari masalah dalam regulasi pernapasan oleh otak selama tidur, dan obstructive sleep apnea (OSA), disebabkan oleh kondisi yang menghalangi aliran udara melalui saluran udara atas selama tidur.

Selain perubahan gaya hidup, praktisi kesehatan mungkin merekomendasikan penggunaan continuous positive airway pressure (CPAP) bagi orang-orang dengan sleep apnea sedang hingga parah.

Baca Juga: Enam ayat Al-Quran tentang batas-batas dakwah, di antaranya tidak ada paksaan dalam beragama

CPAP adalah mesin yang memberikan tekanan udara melalui masker saat tidur. Sleep apnea yang tidak diobati dapat meningkatkan risiko kondisi kesehatan termasuk diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi, gagal jantung, stroke, dan penyakit ginjal.

"Faktor risiko untuk obstructive sleep apnea mungkin berasal dari genetika atau perilaku, termasuk diet. Penelitian sebelumnya secara utama telah berfokus pada dampak pembatasan kalori, elemen diet tertentu, dan penurunan berat badan. Ada kesenjangan dalam pengetahuan kita tentang bagaimana pola diet secara keseluruhan mempengaruhi risiko OSA. Dengan studi ini, kami ingin mengisi kesenjangan tersebut dan mengeksplorasi hubungan antara jenis diet nabati yang berbeda dan risiko OSA," kata Melaku dalam sebuah rilis berita.

Studi ini didasarkan pada data dari lebih dari 14.000 individu yang merupakan bagian dari Survei Kesehatan dan Nutrisi Nasional Amerika Serikat.

Para peneliti mengkaji diet para partisipan, dan berdasarkan apa yang mereka makan selama 24 jam terakhir, mereka dikategorikan ke dalam tiga kelompok: diet nabati sehat (terdiri dari biji-bijian utuh, buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, kedelai, dan kopi).

Baca Juga: Meriahkan HUT ke-41 PUDAM Tirta Lawu Karanganyar Digelar Bazar Sembako Murah, Ludes Dalam 1 Jam

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X