Pilot Ini Banting Setir Jadi Pedagang Ikan. Omztenya Sampai Miliaran Rupiah

photo author
- Senin, 16 Agustus 2021 | 17:13 WIB
Pilot maskapai penerbangan Air Asia, Kapten Pandu Silvanto (kanan) dan Kapten Bhisma Bagaskara ((ANTARA/HO-Pandu))
Pilot maskapai penerbangan Air Asia, Kapten Pandu Silvanto (kanan) dan Kapten Bhisma Bagaskara ((ANTARA/HO-Pandu))

PALEMBANG, harianmerapi.com - Selalu ada hikmah dibalik kesulitan. Seperti apa yang dialami Kapten Pandu Silvanto dan Kapten Bhisma Bagaskara. Ambruknya bisnis penerbangan akibat pandemi Covid-19 membuat dua pilot maskapai penerbangan Air Asia tersebut banting setir.

Mereka tidak menyerah pada keadaan. Keduanya memberanikan diri untuk merambah bisnis, yakni bidang yang sangat jauh dari profesi yang selama ini mereka geluti.

Keputusan final pun akhirnya diambil oleh pilot millenial ini, tepatnya pada awal tahun 2020, dengan siap mempertaruhkan uang tabungan yang dikumpulkan selama bekerja sebagai pilot.

“Mulanya, kami coba bisnis trading tapi setelah mempelajari akhirnya pilih jual ikan. Bisa dikatakan kami saat itu mempertaruhkan nyawa terakhir,” kata Pandu, yang diwawancarai dari Palembang, Senin (16/8/2021).

Bisnis perikanan dipilih karena dinilai mampu bertahan di masa pandemi. Bahkan permintaan masyarakat kian meningkat seiring dengan kepedulian untuk meningkatkan kesehatan dan imunitas tubuh.

Baca Juga: Tarif Tol Jakarta-Surabaya Naik 4,41 Persen Mulai 19 Agustus. Berikut Rinciannya

Mulailah dua sahabat ini mendirikan perusahaan Silvara Jaladri Indonesia yang berfokus menjual ikan segar dan ikan beku pada Agustus 2020, dengan pusat kegiatan di Jakarta.

Demi memastikan hal teknis berjalan dengan baik, keduanya pun menggandeng seorang alumni Sekolah Tinggi Perikanan.

Dalam perjalanan bisnisnya, Pandu dan Bhisma yagn saat ini berusia 29 tahun, membeli ikan di pusat-pusat produksi perikanan di sejumlah daerah Tanah Air seperti Kepulauan Rote (NTT), Ambon (Maluku) dan Banda Aceh (Aceh).

Ikan segar hasil tangkapan nelayan itu awalnya diproses di pabrik untuk dibekukan atau langsung dibekukan di kapal.

Lalu, kedua memenuhi permintaan sejumlah kota/kabupaten di Provinsi Jambi, Sumatera Selatan, Jawa Timur hingga Kalimantan.

Pada Agustus ini, setidaknya Pandu dan Bhisma sudah menjalankan bisnisnya kurang lebih satu tahun, dan tren semakin positif karena jumlah permintaan pasar selalu lebih tinggi dari pasokan yang diterima dari suplayer.

Dalam setiap bulan, keduanya mampu menjual 100-150 ton ikan dengan omset Rp1-2 miliar. Beragam jenis ikan yang dijual seperti ikan layang, ikan kakap, ikan bentong, ikan tongkol abu, ikan tongkol batik, ikan pelagis.

Menurut Pandu, bisnis perikanan ini tak bisa dikatakan gampang karena sangat tergantung dengan cuaca dan musim.

Jenis ikan laut dan jumlahnya sangat tergantung dengan musim. Selain itu, bisnis ini rentan sekali mengalami kerugian karena sangat mengutamakan kualitas barang.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Sumber: Antara

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

INSTAR Beri Pengakuan atas Praktik Keberlanjutan IFG

Selasa, 16 Desember 2025 | 18:40 WIB
X