Inovasi Teknologi Pasca Panen Sorgum Sebagai Usaha Menurunkan Impor Gula

photo author
- Senin, 17 Januari 2022 | 20:00 WIB
Tangkapan layar kegiatan kuliah dosen tamu Prodi THP UMBY.  (Foto: Humas UMBY)
Tangkapan layar kegiatan kuliah dosen tamu Prodi THP UMBY. (Foto: Humas UMBY)

JOGJA, harianmerapi.com – Diversifikasi gula non tebu penting dilakukan untuk menurunkan impor gula. Salah satu usahanya, yaitu pemanfaatan batang sorgum manis.

Dalam bahan tersebut dapat diperoleh nira sorgum seperti sukrosa 10 sampai 14,4 persen (dari nira tebu 9-7 persen). Ada pula glukosa dan fruktosa, sehingga bisa mensubsitusi tebu.

Hal tersebut diungkap Dr Ir Tri Marwati MSi (Peneliti Ahli Madya Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta) saat kuliah dosen tamu Program Studi (Prodi) Teknologi Hasil Pertanian (THP) Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) bertema Inovasi Teknologi Pasca Panen Sorgum secara daring, baru-baru ini.

Sedangkan sebagai pemandu kuliah dosen tamu atau moderatornya, yakni Prof Dr Ir Dwiyati Pujimulyani MP.

Baca Juga: Haruna Soemitro Kritik Shin Tae-Yong, Sekjen PSSI : Shin Aman, Bahkan Kontraknya Bisa Diperpanjang

Menurut Dr Tri Marwati, data pada 2020, neraca gula nasional defisit dan masih memerlukan impor gula. Sedangkan pada 2021 neraca gula Indonesia diproyeksi defisit 3 juta ton, sesuai data dari BPS.

“Jadi sangat perlu adanya diversifikasi gula non tebu sebagai upaya menurunkan impor gula,” tandasnya.

Ditambahkan Dr Marwati pada kuliah dosen tamu di THP UMBY mata kuliah Fisiologi Pasca Panen, komposisi gula pada batang sorgum manis, yakni sukrosa 85 persen, glukosa 9 persen dan fruktosa 6 persen.

“Dengan demikian berpotensi mengkristal atau cocok diolah menjadi gula,” terangnya.

Baca Juga: Niat Berenang, Seorang Siswa SMA Tewas Terbawa Arus Sungai Oya Imogiri Bantul

Adapun inovasi teknologi yang dapat dilakukan, yaitu pengolahan gula kristal dari nira sorgum dicampur nira tebu. Selain itu bisa juga pengolahan gula semut dari nira sorgum dicampur nira kelapa.

Pada kesempatan tersebut, Prof Dwiyati sebagai moderator kuliah dosen tamu menjelaskan, salah satu upaya yang dapat dilakukan perguruan tinggi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran adalah dengan menghadirkan praktisi, yakni sebagai dosen tamu dalam perkuliahan atau bisa disebut pula kuliah dosen tamu.

“Selain dapat menambah wawasan mahasiswa, kuliah dosen tamu di UMBY juga merupakan salah satu bentuk dukungan terhadap implementasi program Merdeka Belajar Kampus Merdeka atau biasa disingkat MBKM,” paparnya.*

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

INSTAR Beri Pengakuan atas Praktik Keberlanjutan IFG

Selasa, 16 Desember 2025 | 18:40 WIB
X