JOGJA, harianmerapi.com – Diversifikasi gula non tebu penting dilakukan untuk menurunkan impor gula. Salah satu usahanya, yaitu pemanfaatan batang sorgum manis.
Dalam bahan tersebut dapat diperoleh nira sorgum seperti sukrosa 10 sampai 14,4 persen (dari nira tebu 9-7 persen). Ada pula glukosa dan fruktosa, sehingga bisa mensubsitusi tebu.
Hal tersebut diungkap Dr Ir Tri Marwati MSi (Peneliti Ahli Madya Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta) saat kuliah dosen tamu Program Studi (Prodi) Teknologi Hasil Pertanian (THP) Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) bertema Inovasi Teknologi Pasca Panen Sorgum secara daring, baru-baru ini.
Sedangkan sebagai pemandu kuliah dosen tamu atau moderatornya, yakni Prof Dr Ir Dwiyati Pujimulyani MP.
Baca Juga: Haruna Soemitro Kritik Shin Tae-Yong, Sekjen PSSI : Shin Aman, Bahkan Kontraknya Bisa Diperpanjang
Menurut Dr Tri Marwati, data pada 2020, neraca gula nasional defisit dan masih memerlukan impor gula. Sedangkan pada 2021 neraca gula Indonesia diproyeksi defisit 3 juta ton, sesuai data dari BPS.
“Jadi sangat perlu adanya diversifikasi gula non tebu sebagai upaya menurunkan impor gula,” tandasnya.
Ditambahkan Dr Marwati pada kuliah dosen tamu di THP UMBY mata kuliah Fisiologi Pasca Panen, komposisi gula pada batang sorgum manis, yakni sukrosa 85 persen, glukosa 9 persen dan fruktosa 6 persen.
“Dengan demikian berpotensi mengkristal atau cocok diolah menjadi gula,” terangnya.
Baca Juga: Niat Berenang, Seorang Siswa SMA Tewas Terbawa Arus Sungai Oya Imogiri Bantul
Artikel Terkait
Rektor Baru UMBY Siap Mewujudkan ‘Angudi Mulyaning Bangsa’
Raih Akreditasi B, Prodi Mapro UMBY Siap Hasilkan Psikolog Andal
Pengurus Ikagro UMBY Dilantik, Siap Majukan Pertanian di Indonesia
UPSI Malaysia dan UMBY Dampingi Budi Daya Ayam Kampung Semi Intensif di Seyegan
Pandemi Belum Berlalu, UMBY Kembali Gelar Wisuda Secara Drive Thru