Nongkrong Bareng Pertamina, Tantangan Memuluskan Bauran Energi Agar Tak Menimbulkan Krisis

photo author
- Jumat, 5 November 2021 | 20:42 WIB
Pembicara dalam diskusi Nongkrong Bareng Pertamina (NoBaper), Jumat 5 November 2021. (Swasto Dayanto)
Pembicara dalam diskusi Nongkrong Bareng Pertamina (NoBaper), Jumat 5 November 2021. (Swasto Dayanto)

JOGJA, harianmerapi.com - Tantangan besar dihadapi Indonesia untuk memuluskan bauran energi agar tidak menimbulkan krisis selama masa transisi energi.

Masalah tersebut dikupas dalam acara Nongkrong Bareng Pertamina (NoBaper) yang digelar Regional Jawa Bagian Tengah PT Pertamina Patra Niaga Sub Holding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero) di Yogyakarta Mariott Hotel, Jumat 5 November 2021.

Diskusi yang dihadiri perwakilan media di Jogja dan Solo tentang Indonesia Energy Outlook tersebut menghadirkan Direktur Eksekutif ReforMainer Institute Komaidi Notonegoro dan Kepala Pusat Studi Energi UGM Prof. Deendarlianto.

Baca Juga: Patroli Polisi Menakut-nakuti Anak Sekolah. Kabid Humas : Informasi Itu Tidak Benar dan Dibuat-buat

Hadir pula Executive General Manager Regional Jawa Bagian Tengah PT Pertamina Patra Niaga Sub Holding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero), Putut Andriatno.

upaya menggenjot investasi energi baru terbarukan (EBT) pun menjadi tantangan bagi Indoensia.

"Misalnya, potensi energi panas bumi atau geotermal di Indonesia sangat besar. Namun, ada beberapa kendala misalnya soal aksesibilitas hingga harga jual," katanya.

Baca Juga: Usir Rasa Kesepian di Usia Tua, Lakukan Langkah-langkah ini

Di sisi lain, Komaidi menyoroti tentang peran sektor hulu migas terhadap total realisasi investasi migas di Indonesia cukup besar. Porsi investasi hulu dalam total realisasi investasi migas Indonesia selama periode 2015-2020 rata-rata sekitar 89,30%. Ketika investasi hulu meningkat, investasi hilir migas juga meningkat.

Dia menyebut investasi sektor hulu migas ini punya pengaruh cukup besar bagi ekonomi karena jumlah sektor pendukung yang terkait dengan kegiatan usaha hulu migas sebanyak 73 sektor. Sedangkan sektor penggunanya adalah 45 sektor.

“Sektor pendukung industri hulu migas membentuk 55,99% PDB dan menyerap 61,53% tenaga kerja Indonesia. Sementara sektor pengguna membentuk 27.27% PDB dan menyerap 19.34% tenaga kerja,” ujarnya.

Baca Juga: Pernikahan yang Tak Direstui 9: Cinta Monyet Tumbuh Kembali

Komaidi menyebut dalam kondisi ini Pertamina memiliki peran besar. Saat ini, Pertamina berkomitmen untuk meningkatkan produksi domestik selaras dengan kebijakan peningkatan produksi minyak mentah nasional.

Selain produksi domestik, Pertamina juga melakukan akuisisi di luar negeri untuk dapat meningkatkan kapasitas produksi sejalan dengan peningkatan kapasitas kilang.

Penambahan kapasitas kilang akan berdampak pada peningkatan kebutuhan minyak mentah sebagai feedstock.

Baca Juga: Diawasi Polisi Belanda. Kongres Pemuda Indonesia (KPI) Pertama Sukses Digelar, Begini Muslihat Dijalankan

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

INSTAR Beri Pengakuan atas Praktik Keberlanjutan IFG

Selasa, 16 Desember 2025 | 18:40 WIB
X