Varian Delta Membuat Wall Street Melemah. Berikut Dampak Lanjutannya

- Kamis, 9 September 2021 | 06:48 WIB
Ilustrasi - Vaksinator tengah mengukur dosis vaksin (ANTARA/Ruth Intan Sozometa Kanafi)
Ilustrasi - Vaksinator tengah mengukur dosis vaksin (ANTARA/Ruth Intan Sozometa Kanafi)

 

NEW YORK, harianmerapi.com - Wall Street berakhir lebih rendah pada perdagangan Rabu (Kamis (9/9/2021) pagi WIB). Terseret oleh kekhawatiran bahwa varian Delta virus corona dapat memperlemah pemulihan ekonomi dan ketidakpastian tentang kapan Federal Reserve dapat menarik kembali kebijakan akomodatifnya.

Indeks Dow Jones Industrial Average terpangkas 68,93 poin atau 0,20 persen, menjadi menetap di 35.031,07 poin. Indeks S&P 500 berkurang 5,96 poin atau 0,13 persen, menjadi berakhir di 4.514,07 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup turun 87,69 poin atau 0,57 persen, menjadi 15.286,64 poin.

Enam dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona merah, dengan sektor energi merosot 1,3 persen, memimpin penurunan. Sementara itu, sektor utilitas terangkat 1,79 persen, menjadi kelompok dengan kinerja terbaik.

Apple dan Facebook melemah sekitar 1,0 persen setelah membantu mendorong Nasdaq ke rekor tertinggi di sesi sebelumnya. Penurunan di dua raksasa Silicon Valley itu berkontribusi lebih besar dari perusahaan lain terhadap penurunan S&P 500 untuk sesi ini.

Lebih dari 40,3 juta kasus COVID-19 telah dilaporkan di Amerika Serikat, dengan lebih dari 651.800 kematian terkait pada Rabu sore (8/9/2021), menurut data dari Universitas Johns Hopkins.

Peningkatan harian rata-rata kasus di negara itu lebih dari 140.000 dalam periode tujuh hari yang berakhir Selasa (7/9/2021), statistik terbaru yang dikumpulkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS menunjukkan.

Investor menjadi lebih berhati-hati menyusul data penggajian Agustus yang lemah pada Jumat (3/9/2021), sementara tekanan dari kenaikan biaya-biaya, meskipun ekonomi melambat, telah meningkatkan kekhawatiran bahwa Fed dapat bergerak lebih cepat dari yang diperkirakan untuk mengurangi langkah-langkah moneter besar-besaran yang diberlakukan tahun lalu guna melindungi ekonomi dari pandemi virus corona.

Baca Juga: Berbahan Kopi Cegah Batu Empedu dan Risiko Kanker Kulit

Ekonomi AS "sedikit turun" pada Agustus karena meningkatnya kekhawatiran tentang bagaimana lonjakan baru kasus virus corona akan memengaruhi pemulihan ekonomi, kata The Fed pada Rabu (8/9/2021) dalam ringkasan laporan Beige Book terbaru tentang ekonomi.

Indeks S&P 500 telah merosot kurang dari satu persen dari rekor penutupan tertinggi Kamis lalu (2/9/2021), dan masih melonjak 20 persen tahun ini, didukung oleh kebijakan moneter akomodatif Fed.

"Investor menarik kelopak bunga dari bunga aster, dengan mengatakan, 'Ekonomi akan tumbuh, ekonomi tidak akan tumbuh,'" kata Sam Stovall, kepala strategi investasi di CFRA. "Mereka tidak dapat mengambil keputusan, jadi mereka tidak memiliki komitmen untuk posisi jangka panjang."

Presiden Federal Reserve Bank St. Louis, James Bullard mengatakan kepada Financial Times bahwa Fed harus bergerak maju dengan rencana untuk memangkas program stimulus pandemi meskipun terjadi perlambatan dalam pertumbuhan pekerjaan.

Baca Juga: Puluhan Anak Buah Kapal KM Hentri Tak Dikehaui Nasibnya Setelah Alami Kebakaran

Perrigo Company Plc melonjak 9,0 persen setelah pembuat obat itu mengatakan berencana untuk membeli HRA Pharma dari perusahaan investasi Astorg dan Goldman Sachs Asset Management dalam kesepakatan senilai 1,8 miliar euro (2,13 miliar dolar AS).

Halaman:

Editor: Widyo Suprayogi

Sumber: Antara

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X