ekonomi

Pelaku UMKM tak perlu takut resesi 2023, karena paling bisa bertahan namun harus berinovasi dan berkolaborasi

Sabtu, 17 Desember 2022 | 19:11 WIB
Pohon Impian HIPPI DPC Sleman 2023. (Humas HIPPI Sleman)

HARIAN MERAPI - Pelaku UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) tidak perlu takut adanya resesi 2023 bila benar-benar terjadi.

Yang penting UMKM harus berinovasi dan berkolaborasi.

Hal itu terungkap dalam talkshow yang disampaikan oleh para narasumber pada acara Rapat Kerja Pengurus dan Anggota HIPPI (Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia) DPC Sleman dengan tema “Peluang dan Tantangan Bisnis 2023” di Rocket Center Sidomoyo, Godean, Sleman, Sabtu (17/12/2022)

Baca Juga: Frank and co buka gerai terbesar di Pakuwon Mall Yogyakarta, pelayanan bagi pecinta asesoris dan perhiasan

Sebagai narasumber pada acara ini Kepala Dinas Koperasi dan UKM Pemkab Sleman R. Haris Martapa, SE,MT yang memberikan sambutan mewakili Bupati Sleman, Pemilik Rocket Chicken Nurul Atik, Ketua Umum HIPPI DPC Sleman Atik Sri Purwantiningsih, SE,M.Acc, Ak.,CA.

Menurut Atik, di tahun 2023 para pengusaha harus optimis.

“Menurut saya 2023 tidak ada resesi hingga pengusaha UMKM jangan takut resesi. Karena saat ini pertumbuhan ekonomi di Indonesia justru positif. Kalau pun terjadi resesi, mungkin dampaknya bagi UMKM tidak terlalu besar,’’ungkap Atik yang juga CEO Kantor Jasa Akuntan ASP ini.

UMKM harus kuat karena UMKM penggerak perekonomian Indonesia yang paling kuat terutama ekonomi kreatifnya kata, Atik menambahkan. Hal senada disampaikan Nurul Atik.

”Saya yakin di tahun 2023 tidak terjadi resesi. Justru trend bisnis di tahun 2023 UMKM yang paling bisa bertahan dibandingkan perusahaan besar terutama di bidang property,’’kata Nurul (sapaan akrab Nurul Atik).

Baca Juga: 80 persen komunikasi terjadi non verbal, ini uraian Conten Creator and BUMN Profesional Career Vina Muliana

Ia berpesan kalaupun terjadi resesi, pelaku UMKM yang memiliki 'fresh money' harus dipertahankan dulu.

Nurul yang kini sudah memiliki 1030 outlet Rocket Chicken di seluruh wilayah ini membagikan tipnya bagi pelaku UMKM untuk mempertahankan usahanya yakni harus punya inovasi dan kreatif.

“Menjiplak/mencontoh produk lain tidak apa-apa, tetapi harus ada keunikan sendiri. Saya kira bisa berjalan terus. Dan yang terpenting harus disiplin, jujur, serta kerja keras dan cerdas,’’sarannya.

Selanjutnya Haris Martapa mengemukakan di Kabupaten Sleman jumlah UMKM sebelum pandemi Covid 19 ada sekitar 60 ribu, selama pandemic covid 19 meningkat menjadi 90 ribu UMKM, dan sekarang sangat tinggi jumlahnya yakni 135 ribu.

Jumlah UMKM yang besar itu bukan saling saingan. Haris berpesan kepada HIPPI DPC Sleman agar berkolaborasi dengan UMKM di kabupaten Sleman sehingga bisa besar dan mandiri bersama.  

Halaman:

Tags

Terkini

INSTAR Beri Pengakuan atas Praktik Keberlanjutan IFG

Selasa, 16 Desember 2025 | 18:40 WIB