ekonomi

Indikator makro menunjukkan ketahanan ekonomi Indonesia, sehingga jadi daya tarik bagi investor

Kamis, 1 Desember 2022 | 18:41 WIB
Ilustrasi: Tangkapan layar Deputy Director INDEF Eko Listiyanto (Antara)

HARIAN MERAPI - Indonesia sebenarnya bisa memanfaatkan kondisi ketahanan ekonomi dalam negeri untuk menarik hati para investor.

Demikian menurut Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto.

"Memang banyak keluhan investor bukan di nasional, tapi pada saat urus izin di daerah. Sebetulnya kalau memikat hati investor atau membuat mereka tertarik untuk tetap menginvestasikan dana di Indonesia. Ya kita harus 'agak pandai' bagaimana menjadikan aspek minimnya risiko resesi untuk Indonesia menjadi jualan," papar Eko Listiyanto.

Baca Juga: Decathlon buka di Pakuwon Mall Jogja, hadirkan 5.000 produk perlengkapan olahraga dengan harga terjangkau

Berbagai indikator makro menunjukkan ketahanan kondisi ekonomi Indonesia, bahkan lembaga internasional juga memprediksi perekomonian Indonesia masih mampu tumbuh di tahun depan dengan tingkat inflasi yang masih dalam level moderat.

Padahal banyak negara besar yang menggalami gejolak ekonomi, seperti Inggris, Amerika Serikat, Uni Eropa, dan China.

"Itu diolah saja menjadi bahasa positif untuk menggaet investor. Karena kalau mereka tunggu Eropa pulih mungkin situasinya akan sangat bergantung dari Rusia-Ukraina. Dan mungkin agak lama," tegasnya.

Selain itu, Indonesia juga patut bisa memanfaatkan kondisi geopolitik untuk menggaet investor asing.

Eko menyebut beberapa negara yang relatif dominan berinvestasi di China tengah mencari tujuan investasi baru untuk memitigasi kecenderungan investasi pada China.

Baca Juga: Kuliah umum Prodi THP UMBY hadirkan presiden direktur PT Rocket Chicken Indonesia

"Beberapa negara investor merasa khawatir dengan besarnya ketergantungan terhadap China dalam konteks investasi. Ada beberapa langkah politik China, baru-baru ini, yang agak relatif berseberangan dengan apa yang dimaui global," terangnya.

Ia mencontohkan Korea Selatan sebagai negara investor yang khawatir dengan keberlanjutan investasi di China.

"Ini menjadi masalah bagi investor Korsel ketika harus mengekspor ke Amerika. Karena mereka buat pabriknya di China. Ada kekhawatiran jangka menengah panjang investor Korea Selatan kalau terus mengalirkan uangnya ke China," sambungnya.

Meski demikian, Eko mengingatkan pada akhirnya investor yang telah masuk di Indonesia juga akan melihat kenyataan lapangan.

Oleh sebab itu, Eko menyarankan agar ada upaya untuk membuat investor betah di Indonesia.

Halaman:

Tags

Terkini

INSTAR Beri Pengakuan atas Praktik Keberlanjutan IFG

Selasa, 16 Desember 2025 | 18:40 WIB