Sementara itu, Pakar teknologi informasi dari Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung (STEI ITB) Agung Harsoyo mengungkapkan LEO merupakan peluang Indonesia untuk bisa melakukan transformasi digital di seluruh pelosok Indonesia.
"Ini adalah satu opportunity, satu peluang untuk dapat melakukan transformasi digital di seluruh wilayah Indonesia," terang Agung.
Menurutnya, kendala yang dihadapi Indonesia selama ini adalah jangkauan internet. Masih banyak daerah yang tidak mendapat akses internet, apalagi yang berada di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Menurutnya, teknologi konvensional tidak cukup mampu untuk mengejar ketertinggalan kesenjangan digital yang terjadi di Indonesia.
"Ini adalah peluang. Karena selama ini kendala kita adalah terkait dengan coverage. Negara ini kan sulit untuk menjangkau keseluruhannya dengan teknologi yang konvensional. Dengan adanya Starlink, maka itu adalah peluang buat industri bisa menggelar infrastruktur dengan relatif cepat untuk bisa melayani sampai pelosok-pelosok, 3T," tegasnya.
Baca Juga: Penemuan mayat gadis dibawah umur di belakang rumah warga, Polres Temanggung tangkap pelakunya
Agung mengungkapkan 2 tahun pandemi covid-19 telah membuka mata akan kebutuhan konektivitas yang mumpuni. Para pelajar bisa belajar daring, mengakses materi pembelajaran bermutu, dan layanan kesehatan juga meningkat.
"Artinya dengan layanan internet, 2 tahun ini merasakan manfaatnya. Ke depan program transformasi digital Indonesia kalau kita bisa menjangkau ke pelosok-pelosok dan seluruh rakyat Indonesia bisa menikmati internet maka SPBE bisa efektif, kesenjangan digital kita tutup dengan relatif cepat dan relatif murah, kemudian mendukung one map policy," pungkasnya.*