ekonomi

Sandiga Uno: Subsektor Kuliner Beri Kontribusi Pendapatan Negara Hingga 42 Persen

Selasa, 14 September 2021 | 11:55 WIB
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno (ketiga kiri) melihat kuliner yang ditawarkan peserta Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021 di Kampung Minang Nagari Sumpu, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, Sabtu (28/8/2021). ( ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/AWW.)

 


JAKARTA, harianmerapi.com - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan kontribusi ekonomi kreatif Indonesia menempati 3 besar dunia dengan nilai Rp 1.100 triliun, setelah Amerika dan Korea Selatan.


Sementara, ekonomi kreatif kuliner menyumbang kontribusi pendapatan negara yang tinggi mencapai 42 persen.


"Beberapa data kami menunjukan bahwa sektor pariwisata turun 80 persen dari segi devisa, dan lapangan kerja terkikis hampir 7 persen. Namun, kalau dilihat dari kontribusi ekonomi kreatif, Indonesia menempati 3 besar dunia dengan Rp1.100 triliun, setelah Amerika Serikat dan Korea Selatan," kata Menparekraf ditulis pada Selasa (14/9/2021).

"Adapun utamanya adalah kuliner 42 persen, fesyen 18 persen, dan kriya sebesar 15 persen," ujarnya menambahkan.

Baca Juga: Armand Maulana Nilai Sosialisasi Vaksinasi yang Dilakukan Pemerintah Belum Efektif

Lebih lanjut, Sandiaga mengatakan subsektor kuliner memiliki peluang yang sangat besar untuk memajukan industri pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia. Pemerintah melalui program "Indonesia Spices Up the World" pun digalakkan untuk mengglobalkan kuliner Indonesia yang kaya akan rempah dan cita rasa khas Nusantara.

"Sekarang kita harus mulai melakukan pendekatan Indonesia incorporated, China punya 'One Belt One Road', Indonesia punya Indonesia 'Spices Up the World'. Jadi, Indonesia memiliki kekayaan rempah-rempah, pangan, dan banyak sekali yang bisa kita lakukan secara holistik dengan meningkatkan kualitas maupun digitalisasi," kata Menparekraf.

Program ini pun ditargetkan untuk menjangkau diaspora Indonesia di luar negeri dengan sebanyak kurang lebih 4.000 restoran masakan Indonesia sebagai ujung tombak promosi kuliner Tanah Air.

Baca Juga: DPR Akan Perjuangkan Dana Pensiun untuk Atlet, Tak Cukup Hanya Diberi Bonus

"Dari lidah turun ke hati, dari hati ke kepala, lalu ke dompet (untuk berbelanja dan berwisata). Kalau dari kulinernya sudah mendapatkan tempat di masyarakat dunia, mereka akan lirik pariwisata dan mereka melihat potensi berdagang dan investasi. Dari situlah akhirnya ekonomi bisa digerakkan dengan buka lapangan kerja seluas-luasnya," jelas dia.

"Kuliner juga lah yang memiliki dominasi dari 20 juta lapangan kerja di sektor ekonomi kreatif ini sendiri. Jadi, kita harus shifting di pandemi ini untuk bukan hanya bertahan namun juga melihat peluang. Dan saya yakin dengan gerakan shift transformative kita bisa lakukan transformasi untuk Indonesia Emas," imbuhnya.

Menparekraf juga mengapresiasi para pelaku subsektor ekonomi kreatif lainnya di masa pandemi ini. Menurut Sandiaga, di dalam situasi ini, ternyata ada peluang yang justru timbul secara kreativitas dan imajinasi dari para pelaku ekraf yang ia nilai semakin tidak terbatas.

Baca Juga: Pimpinan KPK Bantah Ada Surat Tawaran bagi Pegawai yang Gagal TWK untuk Gabung BUMN

"Mereka (mobilitas) fisiknya mungkin terbatas, tapi inovasi dan kreasinya terus bergerak. Di tahun di mana fase bonus demografi kita ini akan memainkan peran luar biasa, kita meyakini jika trajectory kita bisa terfasilitasi, ini adalah kemampuan kita beradaptasi pasca-pandemi di mana Indonesia bisa menjadi ekonomi keempat di tahun 2045," paparnya.

Halaman:

Tags

Terkini

INSTAR Beri Pengakuan atas Praktik Keberlanjutan IFG

Selasa, 16 Desember 2025 | 18:40 WIB