HARIAN MERAPI - Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjadi salah satu destinasi pariwisata di Indonesia yang memberikan prospek yang menarik bagi bisnis Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Asing Bukan Bank (KUPVA BB) atau yang lebih dikenal dengan money changer.
Terlebih lagi dengan meningkatnya arus kunjungan wisatawan pasca pandemi Covid-19 yang membuat bisnis pariwisata termasuk KUPVA BB atau money changer jadi menarik.
Badan Pusat Statistik DIY mencatat jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke DIY pada September 2023 sebanyak 11.855 kunjungan, secara kumulatif kunjungan wisatawan dari Januari s.d September 2023 mencapai 75.952 kunjungan atau meningkat signifikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (Januari s.d September 2022).
Selain itu, keberangkatan jamaah haji dan umroh yang trennya terus meningkat setelah pembukaan kembali kuota haji dan umroh oleh Pemerintah Arab Saudi turut mendorong naiknya permintaan mata uang valuta asing khususnya Riyal.
Data Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh (PHU) Kementerian Agama menyebutkan bahwa sepanjang 2023 hingga bulan Agustus, jumlah jamaah umroh dari Indonesia tercatat lebih dari 800 ribu orang atau sekitar 84 persen dari total jamaah umroh di tahun 2022.
Bagi masyarakat DIY, dibukanya rute penerbangan internasional langsung dari Yogyakarta–Jeddah (pp) memberikan kemudahan tersendiri bagi calon jamaah umroh yang pada akhirnya dapat berpotensi menambah jumlah keberangkatan jamaah asal DIY.
Mengkonfirmasi hal tersebut, membaiknya geliat sektor pariwisata terbukti membawa efek positif bagi perkembangan usaha KUPVA BB atau money changer.
Baca Juga: Polsek Godean Tangkap Dua Pelaku Pencurian Sepeda Motor, Ini Kronologinya
Berdasarkan pemantauan Bank Indonesia, transaksi KUPVA BB secara nasional mengalami kenaikan sebesar 4,28 persen selama Semester I 2023.
Selaras dengan itu, perkembangan transaksi KUPVA BB di wilayah DIY sampai dengan Triwulan III 2023 menunjukkan adanya pertumbuhan sebesar 43,12 persen (yoy) dengan total transaksi mencapai sekitar Rp 1,5 trilyun atau rata–rata transaksi sebesar Rp 166,5 juta/bulan.
Sedangkan pada industri layanan remitansi DIY di periode yang sama terpantau meningkat 70,95 persen (yoy), sejalan dengan tren nasional yang cenderung naik hingga 21,25 persen didorong oleh peningkatan volume transaksi remitansi crossborder maupun domestik.
Baca Juga: Buruh Harian Lepas Nekat Edarkan Ratusan Pil Koplo, Kini Meringkuk di Tahanan Polres Salatiga
Di sisi lain, besarnya potensi bisnis KUPVA BB dan remitansi ke depan turut diikuti dengan meningkatnya risiko tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme (TPPU TPPT), serta pendanaan proliferasi senjata pemusnah massal (PPSPM).