HARIAN MERAPI - Bank Indonesia (BI) kini mengedepankan transparasi informasi kepada masyarakat luas terkait kebijakan yang dikeluarkan bank sentral tersebut.
Transparansi informasi yang dilakukan Bank Indonesia ini punya tujuan agar masyarakat luas mendapatkan informasi yang benar dan bukan kabar bohong atau hoaks.
Selama ini beberapa kali tersebar berita hoaks terkait kebijakan Bank Indonesia yang merugikan masyarakat luas.
Baca Juga: Harga cabai rawit di Sukoharjo tembus Rp 72.000 per kilogram, terus naik.....
Transparansi Bank Indonesia sekarang ini melalui berbagai lini serta menyesuaikan perkembangan zaman termasuk di dunia digital.
Hal itu disampaikan Kepala Divisi Relasi Media Massa dan Opinion Maker (DROM) Departemen Komunikasi BI, Syachman Perdymer pada acara Capacity Building di The Anvaya Beach Resort Bali.
Capacity Building wartawan ekonomi DIY bertajuk Penguatan Komunikasi Media di Era Digital Melalui Visualisasi Data tersebut digelar oleh Bank Indonesia kantor Perwakilan DIY pada Jumat-Minggu (27-29/10/2023).
"Komunikasi kami dituntut menyesuaikan dengan masyarakat lintas generasi, bukan hanya 'baby boomer' saja tapi juga sampai generasi Z," kata Syachman dalam "Capasity Building Wartawan Ekonomi DIY 2023".
Menurut Syachman, transparansi informasi diperlukan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terkait kebijakan BI yang pada akhirnya berdampak pada efektivitas kebijakan tersebut.
Selain itu, transparansi juga mampu membangun kepercayaan atau ekapektasi masyarakat sehingga turut menjaga stabilitas ekonomi nasional.
Karena itu, penyampaian informasi terus ditingkatkan dengan tidak sekadar menyasar kalangan pelaku ekonomi, penentu pasar, serta media massa saja, namun perlu merambah seluruh lapisan publik.
Baca Juga: Anies-Muhaimin akan bertanding dengan kompetitif dalam Pilpres 2024, begini kata Sekjen PKS
Di tengah arus informasi yang kian menguat, lanjut Syachman, media sosial juga menjadi salah satu sarana penting bagi BI untuk menjangkau publik secara lebih luas.