"Memasuki era digital maka bank sentral dituntut komunikasi dengan semuanya baik market, ekspert, media, dan publik," ujar dia.
Sinergi dengan media massa, menurut Syachman, penting dilakukan untuk mencari formula agar berbagai informasi kebijakan yang selama ini sulit dipahami masyarakat luas, menjadi lebih mudah tersampaikan.
Baca Juga: Benarkah Khofifah bergabung dalam TPN Ganjar-Mahfud, begini penjelasan Masinton
"Tantangannya adalah gap literasi, ada yang sangat mengerti, mengerti, dan sedikit mengerti," ujar dia.
Kepala Tim Implementasi Kebijakan Ekonomi dan Keuangan Daerah (KEKDA) Bank Indonesia DIY Rifat Pasha menambahkan untuk menekan ketimpangan literasi dan iklusi ekonomi masyarakat, maka edukasi, sosialisasi, dan komunikasi terus digencarkan melaui berbagai event.
"Literasi gap itu kan perbedaan pemahaan terkait contohnya mengenai inflasi, orang menganggap kenaikan harga tertentu bisa menyebabkan inflasi, padahal kan tidak hanya itu," kata dia.
Baca Juga: Gibran belum juga kembalikan KTA PDIP, Masinton Pasaribu tak persoalkan, ini alasannya
Dia memastikan edukasi, sosialisasi, serta komunikasi menjadi agenda rutin komunikasi BI, di sepanjang tahun. *