HARIAN MERAPI - Program Pendalaman Materi, Uji Kompetensi, dan Sertifikasi Dewan Pengawas Syariah (DPS) Koperasi Syariah dan BMT Berbasis Portofolio digelar di Hotel Burza Yogyakarta, 26–28 Juli 2025. Langkah ini menjadi babak penting dalam pembangunan ekosistem ekonomi syariah nasional.
Program ini merupakan kelanjutan dari sesi pendalaman materi online yang telah dilaksanakan pada 14–17 Juli 2025, dan kini hadir secara tatap muka sebagai tahap krusial menuju sertifikasi nasional DPS.
Kegiatan ini menjadi wujud nyata kolaborasi strategis antara Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) DIY, PINBUK, ABSINDO, PUSKOPSYAH, dan LSP MUI, serta didukung penuh oleh sponsor institusional seperti BTN Syariah, Bank Jateng Syariah, BPRS UII, Pertama Bank Syariah, BPRS BDW, Bank Syariah BDS, dan Kospin Jasa Syariah.
Acara ini diikuti 40 peserta pilihan dari seluruh penjuru Indonesia. Salah satu peserta terjauh datang langsung dari Aceh, yaitu Falahuddin, S.E., MSM, yang mewakili Koperasi Jasa Syariah PT Pupuk Iskandar Muda (KJS PT PIM).
Keikutsertaan peserta dari berbagai latar belakang lembaga keuangan mikro syariah menunjukkan bahwa semangat profesionalisasi DPS kini telah menjadi kebutuhan bersama yang dirasakan lintas wilayah.
Pembukaan kegiatan ini digelar dengan khidmat dan penuh semangat. Sambutan disampaikan oleh Ir. Bambang Edi Asmara, MEK, selaku Ketua Departemen Industri Keuangan Non Bank MES DIY. Ia menegaskan bahwa kegiatan ini menjadi momen penting untuk menyempurnakan pemberkasan dan penugasan peserta, yang akan dilanjutkan dengan Uji Kompetensi dan Sertifikasi pada 28 Juli 2025.
Baca Juga: Indonesia perlu kembangkan rempah sebagai produk wisata khas dan halal, ini keunggulannya
"Ini adalah bentuk sinergi kuat antara PINBUK, MES DIY, ABSINDO, PUSKOPSYAH, dan LSP MUI dalam membangun sistem pengawasan syariah yang berkualitas," terangnya.
Sambutan selanjutnya disampaikan Dandan Hermawan, S.E., Sekretaris Umum MES DIY, yang menyampaikan ucapan selamat datang kepada seluruh peserta dan menyampaikan apresiasi mendalam atas semangat dan komitmen mereka.
“Membangun ekonomi syariah bukan hanya butuh idealisme, tapi juga sistem yang baik dan kolaborasi yang kuat. DPS bukan sekadar jabatan simbolik. Ia harus menjadi instrumen pengawasan yang profesional, akuntabel, dan berpegang pada prinsip syariah. Kompetensi DPS bukan hanya soal fikih muamalah, tetapi juga tentang regulasi, bisnis, dan aspek tata kelola. Di sinilah pentingnya kegiatan seperti ini, sebagai wadah peningkatan kapasitas dan juga silaturahmi antar pegiat ekonomi syariah dari seluruh Indonesia,” ujarnya.
Selama dua hari berturut-turut (26–27 Juli), peserta mendapatkan pendalaman materi intensif yang disampaikan langsung oleh dua tokoh utama dari PINBUK, Aslichan Burhan, S.E., M.P., selaku Direktur Eksekutif PINBUK, Deni Irawan Soedrajat, S.H., selaku Direktur LDP PINBUK.
Materi yang disampaikan mencakup topik-topik krusial terkait peran strategis DPS, prinsip-prinsip GCG (Good Corporate Governance) berbasis syariah, dinamika regulasi koperasi dan BMT, hingga strategi pengawasan berbasis portofolio.
Seluruh sesi diatur secara teknis dan profesional oleh tim Leader Project Event Management MES DIY, di bawah koordinasi Muhammad Fauzi Abdullah, S.E. sebagai Sekretaris Eksekutif MES DIY, yang memastikan kelancaran dan kualitas penyelenggaraan acara di setiap lini.