HARIAN MERAPI - Dalam beberapa tahun terakhir, investasi dan perdagangan cryptocurrency telah menjadi semakin populer, tidak hanya di kalangan investor institusional, tetapi juga investor ritel.
Salah satu aspek yang sering diabaikan oleh banyak trader pemula adalah spread selisih antara harga beli dan harga jual aset crypto.
Meskipun terlihat sepele, spread memiliki dampak langsung terhadap keuntungan dan efisiensi dalam trading.
Baca Juga: Suadesa Festival 2025 Dorong Ekonomi Desa, Homestay di Kawasan Borobudur Panen Wisatawan
Memilih aplikasi crypto dengan spread rendah bukan hanya soal hemat biaya, tetapi juga merupakan strategi cerdas dalam pengelolaan modal, eksekusi trading, dan pencapaian profit jangka panjang.
Trading futures crypto leverage 25x Indonesia sudah sangat ideal.
Kemampuan trader dengan modal kecil hingga menengah bagi negara berkembang sangat sesuai dengan spread rendah.
Apa Itu Spread?
Baca Juga: Anak kos di Sukoharjo disergap polisi gara-gara simpan pil koplo
Dari berbagai sumber dan Pintu Academy, Spread dalam trading crypto merujuk pada selisih antara harga bid (harga tertinggi yang bersedia dibayar oleh pembeli) dan harga ask (harga terendah yang ditawarkan oleh penjual).
Spread ini sering dianggap sebagai “biaya tersembunyi” karena trader akan langsung kehilangan selisih tersebut saat melakukan transaksi, meskipun tidak dikenai komisi eksplisit.
Contoh:
a.Harga beli (ask) BTC/USDT = $30.010
b.Harga jual (bid) BTC/USDT = $30.000
c.Spread = $10