Petani resah, diperlukan perlindungan bagi industri hasil tembakau

photo author
- Sabtu, 19 Oktober 2024 | 20:00 WIB
Suasana diskusi mengenai keresahan petani tembakau  (Doik. Panitia Diskusi)
Suasana diskusi mengenai keresahan petani tembakau (Doik. Panitia Diskusi)

HARIAN MERAPI - Industri tembakau menjadi penopang ekonomi ribuan pekerja, pasalnya ribuan anggotanya, mayoritas bekerja di pabrik rokok. Maka diperlukan perlindungan bagi industri hasil tembakau.

Hal itu disampaikan Pimpinan Daerah Federasi Serikat Pekerja Rokok Tembakau Makanan Minuman-Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (PD FSP RTMM-SPSI) DIY, Waljid Budi Lestarianto, saat diskusi di Imogiri, Bantul, Jumat (18/10/2024).

"Industri ini menyerap banyak tenaga kerja, tetapi sayangnya, belakangan ini industri hasil tembakau menghadapi banyak ancaman dari regulasi pemerintah yang memberatkan," beber Waljid.

Baca Juga: BRI dan Pos Indonesia Perkuat Sinergi, Luncurkan Fitur 'Kirim Barang' melalui PosAja! di BRImo

Terbaru, Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2024 tentang Kesehatan (PP 28/2024) yang membatasi penjualan rokok dalam radius tertentu dari sekolah dan tempat bermain anak, dan kemasan rokok polos.

"Aturan-aturan ini, akan membuat produk legal sulit dibedakan dari yang ilegal, serta berdampak buruk pada pemilik warung kecil yang menggantungkan penjualannya pada produk tembakau," ucapnya.

Tidak hanya berdampak pada pekerja pabrik, ancaman terhadap industri tembakau juga akan mempengaruhi petani tembakau dan cengkeh. Alasannya, petani akan kesulitan untuk menjual hasil panen mereka.

"Kalau industri terancam, pendapatan petani juga ikut terdampak," tandasnya.

Baca Juga: Peruntungan Shio Tikus sepekan mulai Minggu 20 Oktober 2024, peluang baru datang kepada Anda

Sementara itu, mantan Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih yang hadir dalam diskusi itu mengatakan bahwa rokok adalah tradisi. Menurutnya, tembakau adalah komoditas yang masih layak diperjuangkan.

"Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan kesejahteraan petani, termasuk petani tembakau," jelasnya.

Terkait petani tembakau, ia memberikan perhatian tidak hanya dari hulunya. Termasuk budidaya bisa berkembang dengan baik, pedagang bisa melepas hasil saat harga tepat, dan buruh mendapatkan bantuan.

"Selain itu, Gapoktani di Bantul akan difasilitasi agar bisa mengolah pupuk organik," pungkasnya.*



 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

INSTAR Beri Pengakuan atas Praktik Keberlanjutan IFG

Selasa, 16 Desember 2025 | 18:40 WIB
X