KELUARGA HANTU DI RUKO PARFUM BATAM (1)
LIMA belas tahun yang lalu dengan modal pinjam ayahku, saya datang ke kota Batam untuk membuka usaha. Saat itu Batam tidak seramai sekarang. Mall besar seperti BCS, Nagoya Hill belum dibangun. Dari kenalan, saya menyewa sebuah ruko di Komp Bumi Indah yang sekarang sudah dikenal dengan kawasan, yang dipenuhi dengan grosir tas dan parfum. Sama dengan yang lainnya, saya juga melakukan dagang parfum di sebuah ruko yang saya sewa.
Antusias dan semangat, kebetulan saya adalah suku Tionghoa maka di lantai 2 ruko tersebut, saya menyembah dewa Guan Kong atau lebih dikenal dengan dewa perang. Pada awalnya saya merasa baik – baik aja di ruko tersebut. Hingga akhirnya ada beberapa hal aneh yang terjadi.
Struktur ruko tersebut adalah di bawah ruko full toko yang men-display semua parfum saya. Kemudian ada sebuah pintu bila dibuka adalah sebuah ruangan kecil yang disana saya menyembah dewa Thi Zhu Gong atau disebut Dewa tanah. Juga ada sebuah tangga menuju ke lantai 2.
Sampai di lantai 2 yang pertama adalah sebuah ruang dapur dan WC. Kemudian menuju sebuah lorong yang saya sekat menjadi beberapa kamar. Kamar–kamar tersebut saya sewakan sebagai kos kepada karyawan yang bekerja di sekitarnya.
Kejanggalan dimulai ketika para staff suka menempel hal–hal yang berbau religius di pintu kamar. Mereka tidak memberitahukan kepada saya apa yang terjadi dan saya pun tidak mau bertanya banyak hingga akhirnya semua penghuni kos meninggalkan kosku.
Akhirnya hanya saya yang tinggal di ruko itu sendirian. Dan kejadian mistis mulai terjadi padaku dan selalu terjadi. Saya sering melihat seorang wanita melewati dapurku, seorang pria melewati lorong kosku. Kadang–kadang beberapa anak putri yang kira–kira umur 7 atau 9 tahun muncul berdiri di sampingku.
Saya sangat takut tetapi demi usaha dan situasi ekonomi pada saat itu, saya tidak mungkin meninggalkan begitu saja. Saya sudah mencari beberapa orang pintar untuk melakukan pengusiran tetapi yang terjadi justru hantu–hantu ini muncul dengan frekuensi lebih tinggi.
Akhirnya saya pergi ke orang pintar yang bisa berbicara dengan dewa. Kata dewa, hantu yang menghuni di rumahku lebih banyak daripada yang saya perkirakan, benar -benar hal yang buat saya stress. Sudah dililit masalah keuangan dan dagang, malah sekarang ada – ada saja kejadian mistis begitu. Akhirnya saya merasa harus ada jalan keluar, daripada melawan mereka, saya mencoba menyogok mereka. (Pandu Eka Prayoga)