Tiga sebab kekalahan PSS Sleman dari PSM Makassar

photo author
- Minggu, 24 Juli 2022 | 18:00 WIB
Striker asing PSS, Mychell Chagas melepaskan tendangan di laga kontra PSM. Ia dinilai belum dalam performa terbaik di laga perdana Liga 1 2022/2023. (Dokumen Antri Yudiansyah )
Striker asing PSS, Mychell Chagas melepaskan tendangan di laga kontra PSM. Ia dinilai belum dalam performa terbaik di laga perdana Liga 1 2022/2023. (Dokumen Antri Yudiansyah )

SLEMAN, harianmerapi.com - PSS Sleman dipermalukan PSM Makassar di kandang sendiri. Skuad besutan Seto Nurdiyantoro itu kalah 1-2 di depan puluhan ribu suporter yang memadati Stadion Maguwoharjo Sabtu (23/7/2022) malam.

Sepasang gol Wiljan Pluim hanya dibalas satu gol di laga kemarin. Seto kecewa berat karena pemain tidak bisa maksimal ketika bermain di kandang sendiri. Namun di lain sisi ia memahami beratnya beban di laga perdana.

“Pertandingan pertama pasti penuh beban. Saya mengerti betul itu. Namun kalah di depan pendukung sendiri jelas mengecewakan,” keluh Seto.

Baca Juga: Jelang Liga 1, Persiapan PSS Sleman Minim, Pelatih Seto Nurdiyantoro Fokus Perkuat Mental

Kekalahan Laskar Sembada itu tidak diprediksi. Di atas kertas, komposisi pemain PSS jauh lebih mentereng dari PSM. Tiap lini penuh pemain berpengalaman. Di lini belakang ada sosok Purwaka Yudhi, Dedy Gusmawan, dan Duarte.

Di tengah asa Ze Valente, Dave Mustaine, dan Fandi Eko Utomo sementara di depan ada Boaz Solossa, Komarudin, Chagas, dan Todd Ferre. Sementara di kubu PSM hanya ada sejumlah nama familiar macam Erwin Gutawa, Yacob Sayuri, dan Pluim. Setidaknya ada tiga sebab yang membuat PSS tersungkur di kandang sendiri.

Pertama, para pemain asing PSS belum tampil maksimal. Eks pelatih PSIM itu menyebut Jihad Ayoub dan Mycel Chagas yang belum bisa beradaptasi dengan cuaca dan taktik yang diusung Seto. Sepanjang laga dua pemain itu inkonsisten, beda dengan Ze Valente dan Duarte.

Baca Juga: PSIM Jogja butuh striker ganas usai kalah dari Persebaya Surabaya dalam uji coba

“Chagas punya banyak peluang yang tak bisa dikonversi menjadi gol. Stamina Ayoub menurun. Mereka harus paham bahwa beginilah sepakbola Indonesia,” tambah Seto.

Kedua, kegemilangan Muhammad Reza Arya Pratama di bawah mistar PSM. Kiper berusia 22 tahun itu tampil gemilang dengan mementahkan sepuluh peluang emas PSS di mana dua dari kaki Chagas satu dari Ze Valente seharusnya bisa menjadi gol.
Aksinya di bawah mistar juga membuat sejumlah pemain PSS frustasi. Kegemilangan Reza Pratama juga didukung kokohnya tembok pertahanan yang digalang Yuran Fernandes dan Agung Mannan.

Tiga, adaptifnya taktik Bernard Tavares. Di babak pertama, ia mengusung formasi tiga bek. Duarte, Yuran, dan Agung Mannan sulit ditembus para juru gedor Laskar Sembada yang memusatkan serangan pada Ze Valente di tengah. Berkali-kali Chagas terperangkap jebakan offsides yang diatur tiga bek itu.

Baca Juga: Bima Perkasa Jogja buka lembaran baru, segera perkenalkan presiden dan pelatih baru

Naiknya garis pertahanan PSS untuk membantu serangan dimanfaatkan dengan serangan balik yang menghasilkan dua gol. Di babak kedua, Seto mengubah taktik dengan mengeksploitasi area sayap PSM. Tavares bereaksi cepat dengan mengubah formasi ke 4-5-1 untuk memperkuat area winger sehingga mudah membaca aliran bola PSS.

Di luar lapangan, manajemen secara mengejutkan menukar gelandang serang Hambali Tolib dengan bek Borneo FC Nurdiansyah. Padahal Hambali baru saja menandatangani kontrak April 2022. Manajer PSS, Dewanto menjelaskan bahwa pertukaran pemain ini tercapai karena kesepakatan dari kedua tim. Faktor kebutuhan menjadi alasan pertukaran pemain.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Sutriono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Malaysia Jadi Tuan Rumah SEA Games 2027

Minggu, 21 Desember 2025 | 12:30 WIB

Luis Suarez Berseragam Inter Miami hingga 2026

Kamis, 18 Desember 2025 | 07:00 WIB
X