“Karena anaknya bukan bermain di liga Indonesia, tapi di liga Eropa, ada ruginya kalau dia berstatus WNI,” tambahnya.
Sebab ada beberapa negara, misalnya di Liga Inggris yang memberlakukan pembatasan negara yang boleh bermain di sana.
“Karena pertimbangan usia masih muda, karirnya juga bagus, masa depannya baik, maka orang tua jadi ragu untuk izinkan Hilgers dan Diks membela timnas,” tuturnya.
Mendapat jawaban ragu-ragu itu, kata Hasani, pihaknya meminta ketegasan dari agen untuk melanjutkan atau tidak atas proses naturalisasi tersebut.
“Ke agen ya jawaban yes or no saja, karena kita tidak bisa menunggu,” ucapnya.
Akhirnya PSSI menunda rencana naturalisasi 2 pemain itu hingga mereka berubah pikiran.
“Mereka tidak menolak, tapi mempertimbangkan untung ruginya, karena mereka berkarir di Eropa, jadi kita harus memaklumi juga,” ujar Hasani.
Baca Juga: Menjaga Kesehatan Rohani dan Jasmani Menurut Nabi Muhammad SAW
Hasani menjelaskan, barangkali ada yang membayangkan jika menjadi skuad Timnas Indonesia, maka nilai atau value pemain akan naik.
“Kalau pemain yang berlaga di liga Eropa gabung timnas, valuenya biasa saja, kecuali kalau pemain lokal kita bergabung di timnas,” terangnya.*