HARIAN MERAPI - Menurut pelatih Marian Mihail tantangan terbesar melatih PSS Sleman bukan dalam hal taktik maupun strategi.
Marian Mihail menyebut menyatukan ego dan kultur bawaan para pemain PSS Sleman yang dibawa dari tempat masing-masing menjadi tantangan.
Hal itu dikatakan pelatih PSS Sleman, Marian Mihail, ketika membeberkan salah satu poin evaluasi usai satu pekan memimpin pemusatan latihan tim di Kaliurang.
Baca Juga: Begal Payudara Beraksi di Banyumas, Korban Seorang Ibu Rumah Tangga Saat Jemput Anak Sekolah
Kekompakkan pemain adalah hal terpenting agar taktik dan strateginya bisa berjalan selama pertandingan. Butuh waktu untuk memperkental chemistry antarpemain.
"Ada yang dari Argentina, Brasil, Jepang, dan banyak daerah di Indonesia dengan kebiasaan masing-masing," kata Marian Mihail.
"Itulah tantangannya, bagaimana bisa menyatukan mereka sebagai tim bukan lagi individu," lanjutnya.
Pelatih asal Rumania itu cukup senang dengan kedewasaan para pemain PSS Sleman.
Kim Jeffrey dan kawan-kawan mau menepikan perbedaan kebiasaan, baik kolektif maupun individu demi keberhasilan program latihan.
Marian Mihail menyebut laga melawan AMS Seyegan memaparkan perubahan positif tim.
Meski laga itu tidak bisa jadi tolok ukur keberhasilan taktik maupun strategi karena lawan yang dihadapi tidak satu level.
"Sudah mulai terbentuk kekompakannya dan sepertinya sudah siap untuk uji coba. Kami penjajakan dengan banyak tim, mungkin lawan Persib nanti akhir Juni," sambung Marian.
Baca Juga: Lagi, KPK sita aset mantan pejabat Ditjen Pajak Rafael Alun di Jawa Tengah, ini yang disita
Sebelum Persib, PSS kabarnya bakal beruji coba dengan Barito Putera dan Borneo FC terlebih dahulu.