HARIAN MERAPI - Tim pelatih PSS Sleman mulai mendisiplinkan para pemain. Kim Jeffrey Kurniawan dan kawan-kawan dituntut untuk menjauhi makanan dan pola hidup tak sehat.
Instruksi Marian Mihail, pelatih kepala PSS Sleman cukup jelas. Pemain harus berada dalam kondisi tubuh terbaiknya pada 1 Juli mendatang.
"Kami juga terus meningkatkan kualitas fisik pemain untuk mencapai peak performance tepat pada tanggal 1 Juli mendatang dan tentu aspek penting lainnya adalah teknis bermain, semuanya harus disiplin," kata Kartono Pramdhan pelatih fisik PSS Sleman.
Baca Juga: Rekomendasi kuliner malam di Salatiga: ikan barakuda bakar siap menggoyang lidah
Selain menempa kekuatan otot di gim dan napas di latihan teknik, tim pelatih juga memantau asupan gizi dan makanan yang dikonsumsi para pemain.
Kartono menambahkan asupan gizi dan makanan sudah dikonsultasikan dengan tim medis. Tujuannya agar membantu pemain mencapai target yang diinginkan pelatih.
"Pola makan pemain kami kontrol dengan tim medis. Pemain harus rutin ukur berat badan dan lemak. Kami akan memantau kestabilan lemak mereka. Kami tambah vitamin juga," sambung Kartono.
Di luar lapangan, manajemen PSS Sleman punya opsi menggunakan Stadion Sultan Agung (SSA) Bantul sebagai kandang kompetisi Liga 1 mendatang.
Pasalnya, Stadion Maguwoharjo Sleman belum tentu lolos kelayakan dan keamanan sesuai ukuran PT LIB dan Mabes Polri.
Kemungkinan itu dikemukakan Direktur Marketing dan Bisnis PT Putra Sleman Sembada (PSS), Yoni Arseto. Opsi tersebut aktif jika hasil audit dari PT LIB dan Mabes Polri menyatakan Maguwoharjo tidak layak.
Baca Juga: Etika membaca dan mentadabburi Al Quran, di antaranya ikhlas mengharapkan ridha-Nya
"Saat ini kami masih menunggu audit Mabes Polri dan PT LIB yang dilakukan minggu ini. Kami tetap usahakan Maguwoharjo layak, apa yang belum dibenani akan segera diperbaiki," katanya. *