“Kami terus mendorong kemajuan sepakbola putri. Tapi semua ini butuh proses.”
“Kita harus membangun dari bawah, dari pembinaan usia dini, dan melibatkan berbagai pihak termasuk pemerintah, swasta, hingga FIFA,” ucap Erick.
Wamen PPPA Veronica Tan juga menyoroti pentingnya menciptakan ruang aman dan fasilitas pembinaan bagi talenta-talenta muda putri.
“Ke depan, perlu ditambah Sekolah Sepak Bola (SSB) khusus untuk pemain putri, agar mereka punya ruang berkembang yang aman dan terarah,” ungkapnya.
Sedang Victor Rahmat Hartono dari Djarum Foundation menegaskan komitmennya untuk membangun kejayaan sepakbola putri seperti era 1980-an.
Sejak 2023, pihaknya telah melakukan pembinaan sejak level U-10 dan U-12, dan kini mulai terlihat hasilnya.
“Bakat-bakat luar biasa muncul, bukan hanya dari Pulau Jawa tapi juga Sumatera, Kalimantan, Sulawesi hingga Papua.”
“Kejayaan sepakbola Indonesia bisa terwujud kalau pembinaan usia dini dijalankan serius dan konsisten,” tegas Victor.
Turnamen HYDROPLUS Piala Pertiwi U14 & U16 2025 All Stars bukan sekadar ajang mencari juara, tapi juga panggung pencarian bintang-bintang masa depan sepakbola putri Indonesia.
Final Bandung vs Tangerang akan menjadi pembuktian siapa yang paling siap, paling tangguh, dan paling layak menyandang gelar juara nasional All Stars 2025.
Ajang ini tak hanya menyuguhkan kompetisi usia muda penuh talenta dari seluruh Indonesia, tetapi juga menyiapkan atmosfer kompetisi profesional lewat penghargaan individu seperti Top Scorer, Best Player, dan Best Goalkeeper.
Tak hanya gelaran kompetisi, berbagai aktivitas di luar lapangan seperti kuliner khas Kudus, fun games, hingga meet and greet dengan karakter Pokémon pada 13 Juli, ikut meramaikan perhelatan Piala Pertiwi 2025 All Stars.