HARIAN MERAPI - Ditunjuknya Seto Nurdiyantoro menjadi pelatih PSIM Jogja di Liga 2 2024/2025 mengembalikan optimisme sebagian besar suporter.
Mereka yakin Seto Nurdiyantoro mampu membawa PSIM Jogja naik kasta. Gaya, taktik, dan tajamnya analisis Seto jadi sebab teratas keyakinan itu.
Seto Nurdiyantoro punya gaya permainan agresif dan cepat. Gaya pressing tiap tim yang dilatihnya menakutkan. Ia juga pelatih kaya taktik, bisa mengoptimalkan banyak formasi, dari 4-3-3, 4-4-2, sampai bermain dengan tiga bek.
Baca Juga: Seorang kakek di Garut dibunuh, polisi masih buru pelaku, ini kronologinya
Atribut lain yang jarang dipunya pelatih seusianya adalah tajamnya analisis terhadap pemain muda. Savio Sheva, Yudha Alkanza, Samuel Christianson, bahkan Saddam Emiruddin Gaffar tumbuh di tangan Seto Nurdiyantoro.
"Yang penting saya mendapat dukungan dari semua elemen. Kita bangun sama-sama musim ini," kata Seto Nurdiyantoro.
Namun, Seto mengingatkan bahwa tim harus belajar dari kesalahan dan deretan kekalahan musim lalu dan tahun-tahun sebelumnya.
Sebab, dari sana PSIM Jogja bisa menjadi tim yang dewasa dan mampu tampil baik di depan suporter maupun di kandang lawan.
Baca Juga: Korban Pesanan Fiktif Takjil Masjid Zayed Solo Galang Bantuan
Contohnya musim 2021. Saat itu Seto melatih PSIM Jogja dan hanya dibekali para pemain muda. Tak ada nama besar di skuad Laskar Mataram kala itu.
Hanya kecerdikan dan kemampuan taktisnya yang mampu membawa PSIM ke semifinal. Kedalaman skuad yang kurang baik jadi penyebab kekalahan PSIM atas RANS.
Banyak pilar yang cedera. Pemain dari bangku cadangan belum maksimal dalam menggantikan tugas para pilar itu.
Baca Juga: Kasus Pembunuhan Taruna STIP Marunda, Polres Metro Jakarta Utara Tetapkan Tiga Tersangka Baru
Manajemen memang sudah melakukan ancang-ancang. Proses pemindaian pemain sudah dilakukan bersama Seto Nurdiyantoro tetapi mereka belum mau mengeluarkan nama-nama yang tengah dibidik atau dipertahankan dari skuad musim lalu.