Liem Swie King: Latihan atlet bulu tangkis Indonesia yang kurang keras tidak sekeras era 1970–1980-an

photo author
- Minggu, 21 September 2025 | 19:55 WIB
Legenda bulu tangkis Indonesia Liem Swie King memberikan keterangan pada media di GOR Djarum Kudus, Minggu (21/9/2025).  (ANTARA/Aditya Ramadhan)
Legenda bulu tangkis Indonesia Liem Swie King memberikan keterangan pada media di GOR Djarum Kudus, Minggu (21/9/2025). (ANTARA/Aditya Ramadhan)

HARIAN MERAPI - Legenda bulu tangkis Indonesia Liem Swie King menilai latihan yang dijalani atlet bulu tangkis tanah air saat ini tidak sekeras era 1970–1980-an.

Akibatnya, kata Liem Swie King, berdampak pada daya tahan fisik mereka ketika bertanding di level dunia.

Menurut King, banyak pemain sekarang kehabisan tenaga ketika harus bermain hingga rubber game. Hal ini menunjukkan program latihan fisik mereka tidak seintensif generasi sebelumnya.

"Latihannya kurang keras ya. Saya sekarang dengar kalau rubber set, pemain Djarum atau pemain nasional kita juga banyak habis fisiknya. Itu artinya kurang keras latihannya," kata King di GOR Djarum Kudus, Minggu (21/9/2025).

Ia membandingkan dengan metode latihan yang dijalani semasa muda. Saat itu, menu latihan fisik sangat berat, termasuk lari jarak jauh secara rutin.

Baca Juga: Kejar target Pemerintah Pusat, tinggal 12.000 hektar luas lahan didorong tanam padi MT III

"Dulu saya seminggu sekali itu lari 25 kilo kok. Terus dites 12 menit itu berapa puter stadion ya. Dulu delapan setengah puter, sekarang saya rasa nggak ada yang bisa segitu," ucap King seperti dilansir Antara.

Peraih tiga gelar All England tersebut juga menyoroti mental disiplin atlet masa kini. Menurutnya, banyak pemain yang kurang motivasi dan sering mengurangi porsi latihan yang diberikan pelatih.

"Pokoknya jangan takut capek, jangan takut menyerah. Banyak pemain sekarang dikasih program sekian kilo, ada yang nyuri-nyuri. Ya jangan begitu, soalnya kita latihan buat kita sendiri," kata King.

Meski mengakui skill atlet junior saat ini lebih baik dibanding generasi sebelumnya, King tetap heran mengapa prestasi di level senior saat ini belum menonjol.

Baca Juga: Kartunis Pakarti Sosialisasikan Museum Kartun Indonesia di Kresem Artstreet #8 Semarang

Ia menilai pemain usia dini di Indonesia justru sudah menunjukkan teknik luar biasa, bahkan melampaui kualitas dirinya ketika masih remaja.

"Aduh, gila pemain umur 15-an kok sebagus ini. Padahal, saya sendiri dulu nggak sebagus ini gitu lho. Sekarang menurut saya sudah bagus banget. Cuma pertanyaannya, kenapa dewasanya nggak bisa muncul jadi juara dunia? Itu, saya selalu tanya. Saya sendiri belum dapat jawaban yang tepat," katanya.

Ia menyebut ada perdebatan di kalangan pelatih mengenai apakah latihan keras sejak usia sangat muda baik untuk perkembangan atlet. Sebagian berpendapat latihan berat sejak U-13 dan U-15 bisa merusak, namun King justru melihatnya sebagai hal positif.

"Kalau menurut saya, harusnya hasilnya akan lebih baik dengan mereka start lebih dini," katanya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Aston Villa Bantai Manchester United 2-1

Senin, 22 Desember 2025 | 06:00 WIB

Malaysia Jadi Tuan Rumah SEA Games 2027

Minggu, 21 Desember 2025 | 12:30 WIB

Luis Suarez Berseragam Inter Miami hingga 2026

Kamis, 18 Desember 2025 | 07:00 WIB
X