Lulus dengan lisensi A dan B belum juga membuat dirinya bangga, karena masih ada level yang lebih tinggi, yakni menjadi wasit kelas Asia.
Kesempatan pun datang, dengan mengikuti seleksi tingkat Asia pada tahun 2023 di Indonesia, sedangkan tahun 2024 mengikuti seleksi tingkat Asia di China sehingga mendapat kesempatan menjadi pengadil jalannya pertandingan bulu tangkis untuk kejuaraan internasional.
Berkat kegigihannya untuk menjadi wasit badminton profesional, Kartini asal Kudus itu akhirnya dipercaya menjadi pengadil di sejumlah ajang badminton berskala internasional. Mulai dari Indonesia International Challenge, Indonesia Super 100, dan Super 500. Belum lama ini, dia juga dipanggil untuk menjadi wasit dalam kejuaraan Badminton Asia Championship 2025 di China.
Meskipun mendapatkan jalan mulus menjadi wasit badminton, Farikha mengakui keberhasilannya hingga mendapatkan lisensi wasit badminton tingkat internasional tidak terlepas dari motivasi orang tua dan perjuangannya untuk bersaing dengan kaum laki-laki karena mayoritas wasitnya merupakan laki-laki.
Untuk menjaga penampilannya dalam setiap memimpin pertandingan, maka dirinya harus cepat beradaptasi dengan cuaca di negara luar tempat digelarnya pertandingan hingga beradaptasi dengan makanan sekitar.
Ia juga selalu termotivasi untuk terus meningkatkan kemampuannya, sehingga bisa dipercaya menjadi wasit sesuai lisensi yang dimiliki. Karena semakin tinggi level pertandingannya, maka tantangannya juga semakin berat dalam memimpin pertandingan.
Meskipun selalu menghadapi tantangan untuk menjadi pengadil pertandingan yang didominasi kaum laki-laki, dia mengaku bangga bisa bersaing sehingga bisa turut memperkenalkan budaya Tanah Air kepada wasit dari luar negeri. Ia juga bisa saling tukar informasi dengan sesama wasit serta menambah relasi baru.
Selain itu, dia juga mendapat kesempatan menyaksikan dari dekat pemain badminton kelas dunia serta keliling ke berbagai kota di Tanah Air maupun sejumlah negara.
Walaupun sudah menjadi wasit internasional dan wajahnya sering menghiasi media daring maupun media cetak di Tanah Air, sosok perempuan berkacamata itu tidak meninggalkan pekerjaannya di sebuah toko besi di desanya, mengingat menjadi wasit hanya ketika ada kejuaraan dan tidak setiap hari ada.
Ia berpesan kepada kaum perempuan generasi muda untuk tidak minder dan rendah diri, karena perempuan juga memiliki kualitas dan kemampuan sama ketika sama-sama belajar. Perempuan juga bisa bersaing dengan laki-laki sepanjang memiliki semangat dan tekad kuat mewujudkan mimpi.
Berkat tekad dan kegigihannya menjadi wasit profesional, akhirnya Farikha Sukrotun Nikmah mendapatkan penghargaan dari Pemkab Kudus sebagai "Suara dan Aksi Perempuan Pelopor" dalam rangka Peringatan Hari Kartini tahun 2025, Senin (21/4).
Penghargaan diserahkan ketika pelaksanaan upacara Hari Kartini yang berlangsung di halaman Pendopo Kabupaten Kudus yang diikuti semua pegawai di lingkungan Pemkab Kudus dan para tamu undangan dengan berpakaian kebaya untuk kaum perempuan serta laki-laki memakai pakaian batik atau adat jawa.
Pelaksana tugas Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinsos P3AP2KB) Kudus Satria Agus Himawan juga mengaku bangga karena ada perempuan asal Kudus yang berkarir sebagai wasit badminton hingga level internasional.
Penghargaan dari Pemkab Kudus tersebut, diharapkan bisa terus meningkatkan kualitasnya sebagai wasit dan karir wasitnya di tingkat internasional.
Bupati Kudus Sam'ani Intakoris juga turut memberikan apresiasi dan bangga bahwa ada perempuan asal Kudus yang menjadi wasit badminton hingga level internasional.