Profil Farikha Sukrotun Nikmah, Lulusan Bahasa Inggris yang Kini Jadi Wasit Badminton Internasional

photo author
- Selasa, 22 April 2025 | 08:00 WIB
Farikha Sukrotun Nikmah mendapatkan penghargaan dari Pemkab Kudus sebagai "Suara dan Aksi Perempuan Pelopor" dalam rangka Peringatan Hari Kartini tahun 2025 di depan Pendopo Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Senin (21/4/2025).  (ANTARA/Akhmad Nazaruddin Lathif)
Farikha Sukrotun Nikmah mendapatkan penghargaan dari Pemkab Kudus sebagai "Suara dan Aksi Perempuan Pelopor" dalam rangka Peringatan Hari Kartini tahun 2025 di depan Pendopo Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Senin (21/4/2025). (ANTARA/Akhmad Nazaruddin Lathif)

HARIAN MERAPI - Farikha Sukrotun Nikmah, seorang perempuan asal Desa Hadipolo, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, sejak kecil memang menyukai olahraga badminton, tapi tak pernah terlintas di benaknya bercita-cita menjadi seorang wasit badminton perempuan level internasional.

Terjun ke dunia olahraga secara serius juga tak pernah direncanakan. Saat kuliah di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) pada tahun 2016 pun ia tidak mengambil fakultas olahraga, melainkan Fakultas Bahasa, Jurusan Bahasa Inggris.

Baca Juga: Peran Jahat Advokat, Dosen dan Direktur Pemberitaan JAKTV dalam Kasus Perintangan Penyidikan

Namun, berkat kegigihan dan semangatnya berjuang di antara dominasi kaum laki-laki di bidang karir wasit badminton level internasional, kini semangatnya bisa disejajarkan dengan perjuangan Raden Ajeng Kartini sebagai pejuang emansipasi wanita.

Awal cerita terjun ke dunia wasit badminton atau bulu tangkis, ketika ayahnya yang merupakan wasit badminton di Kabupaten Kudus mengetahui adanya seleksi wasit badminton tingkat kabupaten.

Lantas Farikha yang kala itu masih menempuh kuliah semester V tahun 2016 diberi tahu via telepon dan dimotivasi untuk mengikutinya. Mengingat sejak duduk di bangku sekolah dasar (SD) sudah menyukai olahraga badminton hingga pernah mengikuti sejumlah kejuaraan badminton hingga usia SMP, ia cukup paham soal aturan dalam bermain badminton.

Baca Juga: Lahan Penjara Bakal Dialihfungsikan Jadi Perumahan, Menteri Ara: Penjara Rata-rata di Kota

Awalnya, Farikha yang kini berusia 28 tahun itu enggan mengikuti seleksi wasit badminton karena didominasi kaum laki-laki. Akan tetapi, karena dorongan orang tuanya, akhirnya mengikuti tes seleksi menjadi wasit tingkat kabupaten.

"Alhamdulillah bisa lulus, sehingga bisa memimpin pertandingan badminton tingkat Kabupaten Kudus," ujar Farikha yang kini berusia 28 tahun seperti dilansir dari ANTARA.

Ternyata, menjadi wasit badminton mulai menjadi daya tarik baginya. Terlebih menjadi wasit yang berasal dari kaum hawa di Kabupaten Kudus baru dirinya. Dari situ orang tuanya memotivasi bahwa ia memiliki peluang menjadi wasit hingga kelas internasional, karena nyaris tidak memiliki saingan.

Baca Juga: Tim All-Stars Kudus Sabet Juara MilkLife Soccer Challenge All-Stars

Pada tahun 2017, akhirnya muncul kesempatan menaikkan level menjadi pengadil lapangan badminton setelah ada seleksi wasit badminton tingkat Provinsi Jateng.

Setelah mengikuti ujian wasit tingkat provinsi di Semarang, akhirnya bisa lulus dengan rangking tiga besar.

Berkat dorongan orang tuanya, akhirnya sosok perempuan cantik itu kian menyukai pekerjaan sebagai wasit dengan tekanan tinggi itu. Ujian wasit level nasional pun diikuti untuk lisensi B dan dinyatakan lulus setelah mengikuti ujian di Jakarta.

Sementara lisensi A untuk tingkat nasional, juga diikuti setelah mengantongi lisensi B dengan mengikuti ujian seleksi di Magelang. Hasilnya lulus dengan meraih rangking pertama.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Sutriono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Malaysia Jadi Tuan Rumah SEA Games 2027

Minggu, 21 Desember 2025 | 12:30 WIB

Luis Suarez Berseragam Inter Miami hingga 2026

Kamis, 18 Desember 2025 | 07:00 WIB
X