Tapi yang terjadi justru sebaliknya. Impor pemain dari luar Inggris yang acap ditempuh dengan mengeluarkan dana yang fantastis, menciptakan masalah lain bagi klub-klub Inggris.
Bukan saja persaingan antara pemain menjadi kian keras, tapi juga mengganggu upaya membentuk tim kuat nan konsisten karena pemain-pemain mereka dipanggil oleh negara asal masing-masing untuk menjalani turnamen yang berisiko membuat pemain cedera karena siklus pertandingan yang ketat.
Memang tak hanya klub-klub Liga Inggris yang mesti merelakan pemain intinya memperkuat negara asal para pemain, karena Spanyol, Italia, Jerman, Prancis, dan lainnya juga begitu.
Baca Juga: Mantan Wakil Walikota Salatiga: Jadilah orang yang pemaaf dan murah hati
Namun klub-klub Liga Inggris selalu menjadi pihak yang paling tersedot kekuatannya ketika anggota skuad mereka dipanggil oleh timnas para pemainnya itu, seperti terjadi pada Piala Dunia 2022.
Padahal turnamen-turnamen internasional kadang-kadang diadakan bersamaan, seperti terjadi tahun ini ketika Piala Asia, Piala Afrika, Copa America dan Piala Eropa diadakan bersamaan dalam tahun yang sama. Itu masih ditambah kualifikasi Piala Dunia dan Nations League di Eropa.
Jelasnya, tim-tim Liga Inggris adalah yang paling sering kehilangan pemain-pemainnya karena harus membela negaranya yang acap berakhir cedera.
Faktor besar lain yang mempengaruhi konsistensi tim-tim Liga Inggris adalah keharusan mereka bermain dalam dua turnamen piala di dalam negeri, yakni Piala FA dan Piala Liga, padahal klub liga-liga Eropa lainnya cuma memainkan satu kompetisi piala.
Baca Juga: Israel hancurkan sistem pendidikan Gaza secara sistematis, begini kecaman tim ahli PBB
Kemudian, dibandingkan dengan Liga Jerman dan Liga Prancis, klub-klub Liga Inggris mesti memainkan 4 pertandingan lebih banyak karena kedua liga itu hanya diikuti 18 tim, sedangkan Liga Inggris diikuti 20 tim, sebagaimana LaLiga Spanyol dan Serie A Italia.
Wajar dengan jadwal sepadat itu pemain-pemain Liga Inggris lebih sering kelelahan ketimbang pemain-pemain Eropa lainnya.
"Musim ini, tim-tim (Liga Inggris) kelelahan atau tidak lagi tajam," kata wartawan sepak bola Spanyol, Guillem Balague, seperti dikutip BBC dua hari lalu. Pendapat ini sejalan dengan penilaian gelandang Manchester City Jack Grealish yang menganggap timnya kalah dari Real karena kelelahan.
Baca Juga: AS terus dukung Israel, akan pasok senjata senilai 1 miliar dolar, begini kesepakatannya
Perlu perubahan
Faktor kelelahan yang kerap memicu cedera pada pemain, musim ini malah terjadi lebih dini, sejak awal musim.