Laga ini juga bisa menjadi duel antara sayap kiri Indonesia dengan sayap kanan Maroko, khususnya antara winger Riski Afrisal dengan bek kan Naofel al Hannach, atau antara bek kiri Habil Akbar dengan pemain sayap Abdel Hamid Maali.
Di lini tengah, Figo Denis akan berduel dengan Mohamed Katiba atau malah menghadapi duo Adam Boufandar dan El Mehdi Akoumi jika Maroko memasang dua gelandang bertahan.
Bima Sakti mungkin mempertahankan formasi 4-3-3 yang relatif efektif meredam tim-tim eksplosif seperti Panama dan Ekuador.
Sebaliknya, jika melihat hasil pertandingan melawan Ekuador, Maroko mungkin akan kembali ke formasi 4-2-3-1 seperti sewaktu melawan Panama, setelah pola 4-1-4-1 tak efektif mencetak poin dari Ekuador walau efektif meningkatkan performa semua sektor permainan Maroko.
Baca Juga: Merintis Usaha dari Laci Kecil Karton, Pasangan Suami Istri Asal Yogya Ini Sukses Besarkan Gotosovie
Jika pola. 4-2-3-1 yang dipilih, pelatih Said Chiba akan kembali memasang gelandang Boufandar dan Akoumi sebagai poros ganda yang efektif meredam lawan dan juga membantu menciptakan peluang lebih banyak kala melawan Panama.
Namun formasi apa pun yang dipasang Said Chiba, Maroko kemungkinan menjadi tim yang lebih menekan ketimbang Garuda Muda. Mereka akan berusaha mengendalikan tempo permainan dan menentukan momentum sehingga bisa membuat peluang sebanyak mungkin.
Jika pola 4-2-3-1 dipakai Maroko, maka gelandang Ji-Da Bin bisa memanfaatkan celah lebar di bagian kanan tengah permainan Maroko sehingga bisa lebih leluasa memasok bola kepada Jehan Pahlevi atau Amar Brkic di sayap, atau langsung kepada bomber Arkhan Kaka.
Welber Jardim yang tampil impresif terutama saat melawan Panama bisa kembali aktif membantu serangan dari sayap kanan, selain menjinakkan Mohamed Hamony yang beroperasi di sayap kiri serangan Maroko.
Baca Juga: Takjub dengan 80 Ribu Penonton di GBK, Coldplay Janji akan Kembali ke Jakarta
Habil Akbar yang andil dalam meningkatkan efektivitas permainan Indonesia kemungkinan kembali menjadi starter, sedangkan Rizdjar Nurviat yang turut membuat sayap kiri Indonesia lebih aktif memasuki sektor kanan pertahanan lawan kala menghadapi Ekuador, menjadi cadangan.
Mereka bisa bermitra lagi dengan gelandang Kafiatur Rizky untuk menopang tusukan Riski Afrisal di sayap kiri serangan Indonesia.
Iqbal Gwijangge dan Sulthan Zaki tetap menjadi duo palang pintu tak tergantikan. Mereka efektif mengawal Ikram Al Giffari yang tampil menawan menjaga gawang Indonesia dalam dua laga sebelumnya, tapi sepertinya akan terus diganggu oleh Ayman Ennair atau Zakaria Ouzane yang mungkin menjadi ujung tombak Maroko.
Tak kalah penting dalam laga Kamis malam nanti adalah pentingnya Indonesia bermain lepas dan menikmati pertandingan seperti saat melawan Panama. Bima Sakti eksplisit menyatakan hal itu sebagai salah satu faktor meningkatnya performa tim asuhannya.
Dan memang, tatkala Iqbal Gwijangge cs menyingkirkan semua beban dari mereka, Indonesia tampil lebih tenang, lebih banyak menciptakan peluang, dan lebih bisa mengatur tempo seperti terlihat saat melawan Panama.