Lini tengah yang diperkuat Hariono, Ghulam Fatkur, dan Yudha Alkanza juga cukup solid.
Yudha Alkanza memperluas daya jelajahnya dan menjadi gelandang box to box. Ia mendapat peluang emas di awal pertandingan.
Akselerasi ke dalam kotak penalti lawan diakhiri tembakan keras dari sudut sempit. Namun, reaksi Dwi Kuswanto tak kalah cepat.
Baca Juga: Masyarakat wajib miliki izin untuk pemakaian air tanah jika lebih dari 100 meter kubik per bulan
Tembakan keras Apriyanto, winger yang dipasang menemani Ari Maring dan Augusto Neto mengancam lewat tendangan keras dari luar kotak penalti menit 28.
Tembakan yang membentur mistar itu jatuh ke kaki Yudha tetapi eksekusinya masih melebar dari sasaran.
Dwi Kuswanto menjadi pahlawan PSKC menit 39 ketika memblok tendangan Ari Maring dari jarak dekat.
Baca Juga: Kasus dugaan korupsi TKD, Kejati DIY lakukan penggeledahan di Kalurahan Candibinangun Pakem Sleman
Tuan rumah memperkuat pertahanan di awal babak dua. Laskar Mataram mulai kesulitan.
Skema serang yang disusun dari lini tengah gampang dibaca lawan. Bahkan PSKC sempat mengancam gawang Pancar Nur di awal babak dua lewat Fareed Sadat. Namun, tendangannya belum menemui sasaran.
Gol yang ditunggu PSIM Jogja lahir menit 70. Bermula dari umpan tendangan sudut, Achmad Faris yang dijaga ketat lawan meneruskan bola ke gawang Dwi Kuswanto sehingga melahirkan kemelut yang dimanfaatkan dengan baik oleh Augusto Neto.
Skor 1-0 untuk tim tamu membuat tuan rumah bermain lebih agresif. Permainan memanas sampai Kas Hartadi reaktif lalu dikartu kuning wasit.
Namun, PSIM tidak terpancing dengan agresivitas lawan sehingga mampu mempertahankan kemenangan hingga akhir pertandingan. *