-
Kartun karya Agoes Jumianto yang dipamerkan di Malaysia. HAK asasi manusia (HAM), menjadi persoalan bersama di setiap belahan dunia. Masing-masing negara tak luput dari persoalan ini dan bahkan menjadi perbincangan publik dari waktu ke waktu. Ironisnya, HAM menjadi isu yang tak pernah habis diperbincangkan. Persoalan tak tuntas, dan selalu ada yang dikorbankan. Melihat keprihatinan inilah Friedrich Nauman Foundation, sebuah yayasan untuk kemerdekaan Jerman bekerjasama dengan Persatuan Pendidikan Hujjah Ehsan Malaysia menggagas Pameran Kartun se-Asia Tenggara bertajuk "HAM di Negeri Sendiri". Sejumlah kartunis Indonesia pun diundang untuk menyemarakkan agenda ini sekaligus mengkritisi persoalan HAM di masing-masing negara kartunis peserta. Ada 13 kartunis Indonesia yang diundang di acara ini, mereka adalah Agoes Jumianto, Thomdean, Toni Malakian, I Made Arya Dwita Dedok, Grace Tjondronimpuno, Edi Dharma, Muhammad Nasir, Muchid Rahmat, Den Dede, Yere Agusto, Joen Yunus, Agus Widodo, dan Yuyun. Pameran yang akan digelar secara off line dan online mulai 3 Mei 2021 ini, sebelumnya diawali tahap seleksi. Para kartunis terpilih dari masing-masing negara lebih dulu mengirimkan karya bertema HAM yang kemudian diseleksi oleh tim kurarsi. Dan hanya karya-karya yang lolos seleksi yang akan dipamerkan. Agoes Jumianto, yang juga Ketua Presidium Persatuan Kartunis Indonesia (Pakarti), menjelaskan, dari sejumlah karya kartunis Indonesia ada beberapa karya yang tak lolos seleksi menyangkut isu yang diangkat. Namun demikian mereka diminta untuk mengirimkan karya pengganti. "Masing-masing kartunis diwajibkan mengirimkan 2 karya menyangkut isu HAM di negeri sendiri. Dari beberapa karya yang tidak lolos kurasi itu memang lebih pada tema yang diangkat, karena terlalu sensitif untuk dipublikasikan dalam pameran ini. Meski demikian mereka tetap diberi kesempatan untuk mengirimkan karya pengganti," jelas Agoes Jumianto yang juga kartunis Koran Merapi. Lebih lanjut Agoes Jumianto menambahkan, diundangya kartunis Indonesia dalam pameran yang digelar di Malaysia ini tentu menjadi kebanggaan tersendiri bagi kartunis untuk ikut menyuarakan perlawanan terhadap semua bentuk pelanggaran HAM. Karena pameran ini melibatkan kartunis dari negara-negara di Asia Tenggara, tentu kartunis Indonesia ikut bangga ambil bagian berperan di dalamnya. (*)
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Editor: admin_merapi