Pemilihan Karang Tanjung selain merupakan zona hijau Covid-19, juga karena desa wisata berbasis kampung iklim dimana masyarakatnya memiliki kesadaran akan kelestarian lingkungan hidup, serta aktif dan tanggap dalam adaptasi terhadap perubahan iklim.
Dukuh Karang Tanjung, Sunarto menegaskan pihaknya akan menerapkan protokol kesehatan Covid-19 secara ketat. Sebab meskipun tidak menerima kunjungan dari luar, namun tetap ada tamu undangan dan para artis yang datang ke lokasi.
"Yang diperkenankan masuk hanya tamu undangan dan para artis yang mengisi. Tamu dari luar daerah diharapkan protokol kesehatan (melakukan 3M) dan membawa surat rapid test," tegasnya.
Gelaran Ngayogjazz diharapkan tidak membawa hal tidak baik seperti penularan virus Covid-19, sehingga pihaknya berkomitmen kuat untuk disiplin prokes.
"Sehingga kamipun bersama masyarakat akan melajukan protokol sebaik-baiknya. Baik dengan pakai masker, cuci tangan, dan lain sebagainya. Kami akan mensterilkan (lokasi) dengan cara aktif menyemprot secara keseluruhan dan (melibatkan) seluruh warga," jelasnya.
Desa Karang Tanjung sendiri memiliki potensi budaya yang bisa dieksplorasi yakni bregada, rampak mban, hadroh, dan beksan wanara. Selain itu, potensi UMKM pun berkembang pesat, seperti perajin pot dari sepet kelapa dan berbagai macam cemilan dari jamur. Belum lagi sejumlah homestay yang dikelola warga di desa ini.
Produk UMKM juga akan dikemas dan di-display secara apik dan dapat diakses secara daring sehingga tetap dapat diketahui dan dibeli secara online.
Adapun sejumlah musisi pada puncak acara dan disiarkan langsung meliputi Idang Rasjidi, Ligro Trio, Nita Aartsen Quatro feat Rubem Farias & Made Wardana, Bonita & Adoy bersama Denny Dumbo dan Silir Wangi, Bintang Indrianto feat Sruti Respati & Eugen Bounty, Brayat Endah Laras,
KuaEtnika, White Shoes & The Couples Company, Nationaal Jeugd Jazz Orkest and Ruben Rein (Belanda), MLD Jazz Project Season 4 dan tentu saja komunitas jazz se-Nusantara. (C-4).