PENUTUPAN PEKAN GARUDA PENTASKAN WAYANG PULAU - Hentikan Perseteruan Cebong vs Kampret

photo author
- Selasa, 19 Februari 2019 | 06:02 WIB

-

MERAPI-TEGUH
Ki Nanang Garuda dan Ki Monolog Iksan Dobleh.

" class="wp-image-51863" width="496" height="372"/>

MERAPI-TEGUH
Ki Nanang Garuda dan Ki Monolog Iksan Dobleh.

BERBEDA pilihan dalam menentukan sikap politik telah mengesampingkan nilai-nilai kebangsaan. Masyarakat pun terkotak menjadi dua golongan besar yang saling memberi julukan berkonotasi negatif, Cebong untuk pendukung paslon 01 dan Kampret untuk barisan pendukung paslon nomer urut 02. Keadaan ini tidak menguntungkan bagi gerak pembangunan bangsa yang tengah dihadapkan pada berbagai persoalan besar.

Hal ini diungkap dalam pagelaran Wayang Pulau dengan lakon "Indonesia Berhenti Mencekam" pada penutupan Pekan Garuda Jumat (15/2) malam di Kompleks perkantoran Dinas Kominfo DIY. Menurut Ki Nanang Garuda penulis lakon sekaligus kreator Wayang Pulau yang memiliki tokoh utama Kiai Garuda Pancasila (Gardala), saat ini kondisi bangsa Indonesia sangat memprihatinkan dan kurang kondusif bagi perkembangan demokrasi generasi penerus. Sikap saling caci dengan berbagai ujaran yang tidak semestinya, bahkan semakin parah ketika sosmed dijadikan arena perang brantayuda dua kubu yang berseberangan sikap politik.

"Ini menjadi contoh yang tidak baik bagi generasi muda. Toh kita ini satu bangsa, kenapa hanya untuk sebuah posisi yang sebenarnya sangat sederhana harus terbelah seperti ini," tutur Ki Nanang Garuda.

Generasi melenial saat ini merupakan generasi istimewa yang hidup dalam kondisi zaman gegap gempita dengan berbagai kemudahan teknologi, seharusnya mendapatkan contoh keteladanan yang bagus bagi semaian tumbuh kembangnya dalam hidup bersosial. Tapi kepentingan politik yang sedemikian besar dengan didorong masih kerdilnya sikap demokrasi, sepertinya tidak mengindahkan kalau akan menjadikan generasi melinial ini sebagai korban.

"Kasihan anak-anak kita dengan keadaan seperti ini. Medsos yang mereka jadikan rujukan bersosial ternyata penuh sampah, ujaran kebencian, hoax serta konten lain yang dapat melukai jiwa mereka," tuturnya.

Penampilan Wayang Pulau dengan tokoh wayang berupa rakyan nama pulau-pulau besar Nusantara, mendapat perhatian generasi muda. Dalang Monolog Ki Iksan Zulkarnain atau Iksan Dobleh, hampir selama 1 jam menampilkan lakon dengan apik. Pagelaran semakin hidup dengan diiringi kelompok musik Etnika yang padukan semua alat musik se Nusantara dalam orkestra yang unik, memikat.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: admin_merapi

Tags

Rekomendasi

Terkini

X