harianmerapi.com - Anlieki dan Awkarin tengah berseteru dan saling sindir di media sosial diduga karena adanya tindak penipuan dan fitnah antara KOL dengan pihak Brand.
Meski sempat menghilang dan menonaktifkan media sosialnya, Anlieki kembali muncul dan memberikan klarifikasi atas dugaan penipuan yang tengah menerpanya.
Sepanjang tahun 2021 ini, Awkarin dan Anlieki terlibat kerja sama dengan tujuh brand untuk memasarkan produk mereka sesuai dengan jumlah dan jangka waktu yang disepakati.
Baca Juga: Singgung Penyakit Bipolar Awkarin, Anlieki Mengaku Salah dan Minta Maaf
Dari tujuh kerja sama tersebut, Anlieki menjelaskan jika Awkarin menghentikan kerja sama enam di antaranya dan mundur dari kerja sama dengan Anli.
Menurutnya ada beberapa alasan, kenapa Awkarin hanya memutuskan enam kerja sama dan justru masih mempromosikan satu brand hasil kerja sama keduanya.
"Opini saya, satu brand yang masih dipromosikan dan dipertamakan karena, satu brans tersebut mau bakar uang lebih untuk brand tersebut," tulis Anlieki dalam klarifikasinya di Instagram.
Baca Juga: Tiga Shio Punya Peruntungan Paling Baik Tahun 2022, Simak Ramalan Master Fengshui Indonesia
Brand seperti itu adalah kebanggan semua agency, terangnya. Sebab mereka tahu bahwa ketika influencer tidak ada movement tentang sales, sebab kerja sama profit sharing.
Merek tersebut bisa rebrand produk kolaborasi dengan influencer. Meskipun influencer tidak terdampak, brand bisa ambil alih kampanyenya. Hal itu dijelaskan sebagai esensi yang baik dari sebuah brand.
Alasan kedua, produk brand itu sudah dikenal walaupun tanpa bantuan influencer. Sehingga sudah ada pasarnya yang akan dengan senang hati membeli produk kolaborasi tersebut.
"Jadi kalaupun gak berdampak ya aman-aman aja karena sudah ada peminatnya," imbuhnya.
Baca Juga: Beberapa Negara Mulai Bahas Booster ke-4, Indonesia Masih Kejar Pemerataan
Tidak hanya itu, Anlieki juga membagikan beberapa bentuk ketidakprofesionalan Awkarin selama bekerja sama dengannya sebagai Huge Enterprise dan influencer.
Yakni mempromosikan produk sejenis jaket yang sama saat berkolaborasi dengan sebuah brand. Padahal dalam kontrak tertulis tidak bisa mempromosikan barang sejenis.