Jogja Disability Arts Gelar Pameran Rima Rupa Bertaraf Internasional di Galeri ISI

photo author
- Selasa, 19 Oktober 2021 | 11:11 WIB
Butong saat menjelaskan berbagai karya kepada pengunjung pameran. (Foto: Teguh Priyono)
Butong saat menjelaskan berbagai karya kepada pengunjung pameran. (Foto: Teguh Priyono)

JOGJA, harianmerapi.com - Jogja Disability Arts kerja bareng dengan Galeri R.J. Katamsi Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta menggelar Pameran Jogja International Disability Arts Biennale 2021 dengan tajuk Rima Rupa, sejak 18 hingga 30 Oktober mendatang di Galeri R.J Katamsi ISI Yogyakarta.

Pameran bertaraf Internasional yang kali pertama dilaksanakan bagi difabel ini diikuti oleh 58 seniman dengan memajang tidak kurang 95 karya dari berbagai negara seperti Indonesia, Australia, Brasil, Mesir, Kolombia, Korea Selatan, Selandia baru, Filipina, Afrika Selatan dan Britania Raya atau Inggris.

Sebagai mana diungkap Ketua Jogja Disability Arts yang sekaligus sebagai kurator pameran Sukri Budi Dharma atau yang intim disapa Butong, pemeran dibuka oleh Yenni Wahid dengan acara terbatas yang kemudian disiarkan secara daring melalui media sosial.

Baca Juga: Film 'Losmen Bu Broto' Tayang di Bioskop Mulai 18 November 2021, Kisah konflik dan Kehangatan Sebuah Keluarga

Selain lukisan karya para difabel pameran ini juga menampilkan tiga karya multi media digital.

"Sebagaimana tema Rima Rupa yaitu bentuk keragaman yang menembus sekat keterbatasan, sehingga pameran ini betul betul memunculkan karya para disabelitas dengan semangat dan kemampuannya optimalnya," tutur Butong.

Lebih lanjut menurut pria yang jebolan Institut Kesenian Jakarta (IKJ) ini, para seniman disabilitas berkarya sesuai dengan kemampuan dan kendala fisiknya, ada yang berkarya dengan melukis menggunakan mulutnya, menggunakan kaki bahkan ada sejumlah seniman yang bisu dan tuli tidak memiliki latar belakang pendidikan formal namun mampu berkarya luar biasa dan bermutu.

Baca Juga: Menunggu Tukang Bakso, yang Lewat Hanya Terlihat Nyala Sentir Berjalan

Diuraikan Butong yang juga penyandang disabilitas ini, seni hakekatnya manifestasi kehidupan jiwa. Kesenian memiliki daya kemampuan untuk mengasah daya imajinasi, kreativitas dan mengolah rasa. Sehingga berkesenian membuat individu mengalami pengalaman penginderaan dan perenungan yang diwujudkan dalam ekspresi seni.

"Dari karya karya ini sebenarnya bisa dilihat bagaimana semangat mereka untuk dapat berkomunikasi dengan dunia luar, sehingga seni menjadi universal untuk siapa pun saling berkomunikasi lewat karya," tandas Butong.

Menurut Butong, pameran ini bertujuan memberikan ruang ekspresi serta apresiasi sebagai perwujudan partisipasi penuh dan kesamaan kesempatan disabelitas dalam bidang seni rupa di tingkat nasional maupun internasional.

Baca Juga: Ulah Iseng Penggali Kubur Membawa Pulang Tulang Tengkorak

Selain itu pameran ini juga dapat menjadi ajang atau forum pertemuan tempat berbagi pengalaman bagi seniman disabilitas dari berbagai daerah dan bangsa-bangsa.

"Pameran ini sekaligus menjadi penanda pentingnya keberagaman dan kebebasan dalam berekspresi secara visual. Segala bentuk kecenderungan dalam seni rupa baik pilihan gaya, teknik maupun ide semua bergerak dalam keragaman dan kebebasannya," pungkas Butong yang berharap dari pameran ini akan terus berlanjut setiap dua tahunan. *

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X