seni-hiburan

Ngayogjazz 2019 Satu Nusa Satu Jazz-nya, Tribute To Djaduk Ferianto

Jumat, 15 November 2019 | 07:08 WIB

"Musik jazz kadang dipahami sebagai sesuatu yang sulit untuk dimengerti. Acara seperti ini biasanya berbayar dan mahal, namun Ngayogjazz lain. Selain gratis, juga unik karena diadakan di Dusun," ungkapnya.

Pihaknya memberikan dukungan baik material maupun immaterial. Sebab event tersebut berdampak luas pada peningkatan perekonomian daerah dengan harapan mendatangkan pengunjung dari luar Yogyakarta.

"Ngayogjazz cukup berhasil dan saya angkat topi, berharap akan terus berlanjut. Pemda akan terus memberikan support. Danais tidak dengan fresh money namun kegiatan dan partnership sehingga tidak tumpang tindih," jelasnya.

Sementara Kabid Pengembangan Destinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Aris Herbandang mengatakan 10 sentra bambu di Kabupaten Sleman akan berpartisipasi dan didorong memproduksi perangkat fungsional pada acara tersebut.

"Festival Bambu Sleman untuk pertama kalinya akan dihadirkan. Elemen artistik yang tercipta dari media berbahan bambu akan mewarnai lokasi Ngayogjazz. Selain itu worshop dan pameran juga ada," ungkapnya.

Ia mengungkapkan selama ini perkembangan Ngayogjazz selalu menggunakan properti bambu baik pemanis maupun pendukung.

"Hal ini senafas dengan misi kami untuk melestarikan produk berbahan bambu, sehingga dapat berkolaborasi," imbuhnya.

Beragam kegiatan mulai dari Worshop Bambu, lomba menganyam bambu, stan pameran produk, olahan bambu, dan pentas kesenian tradisional. Festival bambu sendiri merupakan wadah dalam mengekspos berbagai produk olahan bambu dari mebel hingga kerajinan. (C-4)

Halaman:

Tags

Terkini