HARIAN MERAPI - Sir Paul McCartney berkampanye mengakhiri adu banteng menjelang jadwal turnya di Madrid. Adu banteng disebutkan sebagai kekejaman pada binatang.
Seruan yang disampaikan legenda musik itu adalah rangkaian seruan kampanye PETA.
“Saya Paul McCartney, dan saya menentang adu banteng” – muncul saat para pembela hak-hak binatang di Spanyol mengumpulkan tanda tangan, sebagaimana di lansir music-news.com.
Tanda tangan itu untuk inisiatif legislatif populer No Es Mi Cultura, yang bertujuan untuk mencabut undang-undang yang menetapkan adu banteng sebagai “warisan budaya”.
Baca Juga: Cosmo JNE FC Kenalkan Jersey Baru di Liga Futsal Profesional 2024/2025
Selain itu untuk memberdayakan masyarakat Spanyol melarang olahraga berdarah yang penuh kekerasan itu.
Wakil Presiden PETA untuk Eropa Mimi Bekhechi mengatakan banteng merasakan sakit dan takut seperti halnya manusia, namun di arena adu banteng mereka diteror, dimutilasi, dan dibantai secara biadab di depan kerumunan yang mencemooh.
Dia mengatakan PETA mendesak orang-orang yang penuh kasih di mana pun untuk bergabung dengan Sir Paul McCartney dalam menentang tontonan yang berdarah dan tanpa ampun ini.
”Di alam, banteng adalah individu yang tenang dan sosial yang melindungi sesama anggota kawanannya,"kata dia.
Baca Juga: Indosat dan Nokia Jalin Kemitraan, Perluas Jaringan 4G dan 5G di Wilayah Terpencil Indonesia
Namun selama adu banteng, kata dia, penyerang di atas kuda menusukkan tombak ke punggung dan leher banteng sebelum yang lain menusukkan banderilla ke punggungnya.
Ketika banteng menjadi lemah karena kehilangan darah, seorang matador mencoba membunuh hewan itu dengan menusukkan pedang ke paru-parunya.
Pisau digunakan untuk memotong sumsum tulang belakangnya. Banteng mungkin lumpuh tetapi masih sadar saat telinga atau ekornya dipotong dan disajikan kepada matador sebagai piala dan tubuhnya diseret keluar arena.
Puluhan ribu dibantai dengan cara ini setiap tahun dalam festival adu banteng di seluruh dunia.
Kecaman internasional terhadap adu banteng terus tumbuh, termasuk di Spanyol, di mana 93% anak muda mengatakan mereka tidak mendukung tontonan yang kejam itu.