nasional

Puan Maharani Kisahkan Bung Karno Pernah Berjualan Kain Saat Diasingkan di Ende Flores

Minggu, 8 Mei 2022 | 20:45 WIB
Taman Perenungan Bung Karno di Ende. (ANTARA/Kornelis Kaha)

JAKARTA, harianmerapi.com - Ketua DPR RI Puan Maharani menceritakan kisah Proklamator Bung Karno yang pernah berjualan kain saat diasingkan ke Ende Flores oleh pemerintah Hindia Belanda sejak 14 Januari 1934 sampai 18 Oktober 1938.

Puan mengatakan, sebagai orang buangan Belanda, Bung Karno hanya memperoleh tunjangan dari pemerintah kolonial dengan nilai tidak mencapai 10 dolar seminggu setelah dikurangi pajak.

"Oleh karena itu kakek saya mencari tambahan penghasilan dengan menjualkan bahan pakaian dari sebuah toko tekstil di Bandung," tutur cucu Soekarno ini dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Minggu (8/5/2022).

Baca Juga: Puan Maharani Kisahkan Peran Bung Karno dan KH Wahab Hasbullah di Balik Istilah Halal Bihalal Saat Lebaran

Bung Karno saat itu bekerja sama dengan pengusaha tekstil asal kota Bandung yang memang sudah lama menjadi kenalannya.

Puan mengatakan, Soekarno memperoleh komisi 10 persen dari setiap barang yang berhasil dijualnya.

Sosok pejuang kemerdekaan yang belakangan terpilih menjadi presiden pertama Indonesia itu bahkan berkeliling dari rumah ke rumah dengan membawa contoh pakaian yang ditawarkan.

"Bung Karno saat itu tahu betul kain yang dijualnya akan laku karena harganya lebih murah dari toko-toko di Ende, namun kualitasnya lebih baik," ujar Puan.

Baca Juga: Kim Seon Ho Muncul Lagi di Media Sosial Usai 'Menghilang' Beberapa Waktu Karena Terseret Skandal Aborsi

Setelah ada yang tertarik dan memesan, Bung Karno lalu mengirimkan uangnya via pos wesel ke toko itu. Selang beberapa waktu, kain pesanan itu pun datang.

Pemerintah Belanda mengasingkan Bung Karno didasari pertimbangan-pertimbangan bahwa tokoh ini yang secara terus terang memperjuangkan kemerdekaan daerah jajahan Belanda.

Namun dalam pengasingannya di Ende itu lah Bung Karno justru berhasil merumuskan Pancasila yang menjadi dasar negara Republik Indonesia.

Belakangan, tulisan tangan Soekarno saat bersurat dengan pengusaha kain di Bandung itu dimuat di koran Sipatahoenan pada terbitan 12 Juni 1936.

Baca Juga: AirNav Indonesia Terima 23 Laporan Balon Udara Liar, Paling Banyak Terjadi di Jogja

Yang memuat iklan itu tak lain adalah sang pengusaha kain, Tan Tjoei Gin. Dalam iklan itu, terlihat tulisan tangan Soekarno memuji kain yang diproduksi Tan.

Berikut bunyi lengkap tulisan tangan Soekarno tersebut, yang ditujukan kepada Tan tertanggal 5 Mei 1936.

"Toean poenja kain-kain wol memang djempol. Doeloe, waktoe masih ada di Bandoeng, semoea saja poenja keperloean pakaian saja selaloe ambil dari dari toean poenja toko. Dan sekarang di Endeh, walaupoen boeat saja sendiri saja tidak bisa beli apa-apa, maka toch boeat saja poenja sobat-sobat orang Endeh jang ingin berpakaian bagoes, saja tolong pesankan bakal-bakal pakaian kepada toean poenja toko djoega. Dan saban kain-kain datang, mereka selaloe berkata dengan gembira: "pawe he, toea, pawe! " Artinya: "Bagus selaloe, toean, bagoes sekali!"

Baca Juga: KKN di Desa Penari (Versi Widya) Bagian 5: Sinden, Kidung Jawa, dan Siapa Wajah Jelita yang Menatap Widya?

Tulisan tangan itu diakhiri goresan tanda tangan Bung Karno. Dalam iklan itu, Tan juga menuliskan sejumlah kata-kata yang mengajak orang berbelanja ke tokonya.

Terlihat betul ada nada-nada nasionalisme atau pergerakan kebangsaan dalam tulisan tersebut meskipun cuma berupa iklan.

Tak lama setelah iklan itu terbit, Tan sempat ditangkap dan diinterogasi Belanda karena dianggap menyebarkan iklan provokatif. Tan baru dilepaskan setelah dia menjelaskan bahwa tidak ada tujuan politik di sana. Hanya promosi kain semata.*

Tags

Terkini

Ada jaksa yang ditangkap dalam OTT KPK di Banten

Kamis, 18 Desember 2025 | 15:15 WIB