JAKARTA, harianmerapi.com - Kecepatan dan arah angin menjadi faktor jauh dan dekatnya sebaran material Gunung Semeru di Jawa Timur.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan bahwa peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Semeru juga menghadirkan potensi bahaya lain.
Bahaya itu yakni lontaran batuan pijar di sekitar puncak Gunung Semeru serta awan panas guguran dan guguran batuan dari kubah/ujung lidah lava ke sektor tenggara dan selatan dari puncak.
Baca Juga: Gunung Semeru Erupsi, Inilah Sejarah yang Terekam Sejak Tahun 1818
Demikian dalam siaran pers di laman resmi PVMBG Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral pada Minggu (5/12/2021).
Analisis dari pengamatan visual menunjukkan pemunculan guguran dan awan panas guguran dikibatkan oleh ketidakstabilan endapan lidah lava.
Aktivitas yang terjadi pada 1 dan 4 Desember merupakan aktivitas permukaan (erupsi sekunder). Dari kegempaan tidak menunjukkan adanya kenaikkan jumlah dan jenis gempa yang berasosiasi dengan suplai magma/batuan segar ke permukaan.
Baca Juga: Warga dengan Luka Bakar Dampak Gunung Semeru Erupsi Membanjir di Layanan Kesehatan
Untuk kegempaan jumlah dan jenis gempa yang terekam selama 1 hingga 30 November 2021 didominasi oleh gempa-gempa permukan berupa Gempa Letusan dengan rata-rata 50 kejadian per hari.
Selain itu gempa guguran pada 1 dan 3 Desember 2021, masing-masing 4 kali kejadian. Gempa-gempa vulkanik (Gempa Vulkanik Dalam, Vulkanik Dangkal, dan Tremor) yang mengindikasikan kenaikkan magma ke permukaan terekam dengan jumlah sangat rendah.
Pada 4 Desember 2021 mulai pukul 13.30 WIB terekam getaran banjir, kemudian pada pukul 14.50 WIB teramati awan panas guguran dengan jarak luncur 4 km dari puncak atau 2 km dari ujung aliran lava ke arah tenggara (Besuk Kobokan).
"Tetapi hingga saat ini sebaran dan jarak luncur detail belum dapat dipastikan," disampaikan PVMBG.
Pada Minggu, menurut pengamatan PVMBG, Gunung Semeru melontarkan awan panas guguran dengan jarak luncur 4.000 meter dari puncak atau 2.000 meter dari ujung aliran lava ke tenggara (Besuk Kobokan).