JAKARTA, harianmerapi.com - Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Komunikasi dan Informatika, sudah menyusun Peta Jalan Indonesia Digital tahun 2021-2024 sebagai panduan strategis yang memandu perjalanan transformasi digital bangsa.
Peta ini berisi 100 inisiatif utama untuk dilaksanakan secara kolaboratif bersama dengan seluruh kementerian, lembaga pusat dan daerah, pelaku usaha, serta masyarakat umum dalam 10 sektor prioritas tersebut.
Hal ini disampaikan Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate dalam diskusi online 'Aman Bertransaksi di Era DIgital' dalam keterangan pers, Kamis (9/9/2021).
Baca Juga: Modus Baru Peredaran Sabu Jaringan Internasional Berhasil Dibongkar Polisi
Ia menyatakan transformasi digital Indonesia fokus pada 10 sektor prioritas demi mempercepat terwujudnya infrastruktur, pemerintahan, ekonomi dan masyarakat digital.
"Yakni sektor transportasi dan pariwisata digital, perdagangan digital, jasa keuangan digital, media dan hiburan digital, pertanian dan perikanan digital, real estate dan perkotaan digital, pendidikan digital, kesehatan digital, digitalisasi perindustrian, serta digitalisasi pemerintahan," kata Johnny G. Plate .
Menurutnya, pandemi virus corona dan revolusi industri 4.0 menjadi salah satu faktor katalis yang mengakselerasi agenda transformasi digital.
Baca Juga: Pengakuan Korban Sudah Cukup Jadi Bukti Kekerasan Seksual, Masukan Pembahasan RUU PKS
"Momentum ini juga dapat mendorong terciptanya transformasi ekonomi pada tiga fokus utama, yakni hilirisasi ekonomi khususnya di sektor digital, digitalisasi UMKM, dan ekonomi hijau," kata Johnny.
Kominfo berharap Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dapat memberikan dampak positif pada perekonomian nasional pada 2021 dan 2022 mendatang.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan pulih, tumbuh di atas 4,4 persen untuk tahun ini. Pertumbuhan diprediksi menguat menjadi 5 persen pada 2022 mendatang.
Baca Juga: Saat Pandemi Covid-19, Produk Kesehatan Hadapi Persaingan Ketat di Pasar Global
Pertumbuhan ekonomi dunia tahun ini didorong secara secara berimbang oleh pertumbuhan wilayah emerging market and developing economies, yang diprediksi mengalami pertumbuhan sekitar 6 persen. Sementara itu, wilayah advance economies diproyeksikan tumbuh sekitar 5,4 persen.
Secara keseluruhan, 90% perekonomian negara maju diperkirakan akan pulih tahun 2022 ketika pendapatan perkapita sebelum pandemi.
"Sementara hanya sekitar sepertiga dari negara emerging market and developing ekonomies yang dapat mencapai kondisi serupa, yaitu kembali kepada tingkat pendapatan perkapita sebelum pandemi," kata Johnny.