nasional

Benarkah Indonesia gagal jadi tuan rumah Piala Dunia U-20 karena infrastruktur tidak siap?

Selasa, 4 April 2023 | 18:55 WIB
Arsip. Rombongan Federasi Sepak Bola Internasional atau Federation Internationale De Football Association (FIFA) melakukan inspeksi terakhir di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya pada Minggu (26/3/2023). (ANTARA/HO-Diskominfo Surabaya)

HARIAN MERAPI - Spekulasi penyebab gagalnya Indonesia jadi tuan rumah Piala Dunia U-20 terus bermunculan. Salah satunya adalah ketidaksiapan infrastruktur.

Namun hal itu dibantah Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono

Menurutnya, semua stadion, baik stadion untuk pertandingan maupun untuk latihan, sudah siap untuk digunakan para negara peserta Piala Dunia U-20.

Baca Juga: Kades Berjo Divonis 4,5 Tahun, Eks Dirut BUMDes 4 Tahun Terkait Korupsi Dana Objek Wisata

"Kami sudah menyiapkan semuanya. Sejak 31 Maret, saat FIFA memeriksa tahap akhir finalisasi stadion, semua dinyatakan oke. Jadi tidak benar jika sekarang ada yang bilang batal karena infrastruktur stadion. Gak benar itu," kata Basuki di Jakarta, Senin (3/4/2023) malam.

Selanjutnya Basuki memaparkan bahwa Kementerian PUPR telah melakukan renovasi pada lima venue pertandingan, serta renovasi 20 lapangan latihan dengan total biaya mencapai 155,17 milyar rupiah, untuk mendukung terlaksananya Piala Dunia U-20.

"Kami komitmen dengan tugas yang diberikan. Apalagi ajang Piala Dunia U-20, seperti yang dikatakan Pak Erick, merupakan ajang terbesar kedua FIFA. Sehingga kami tidak main-main demi menjaga amanah Presiden demi suksesnya turnamen tersebut. Selain itu, kami juga tengah memperbaiki stadion-stadion lainnya di Indonesia agar sesuai dengan standar FIFA," tambahnya.

Baca Juga: Merasa Tidak Wajar Dicopot Ketua KPK, Brigjen Endar Priantoro Melawan

Basuki kemudian menjabarkan perincian lima stadion utama lainnya, selain Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta.

Di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring Palembang, Sumatera Selatan, Kementerian PUPR mengerjakan empat lapangan latihan, yakni Bumi Sriwijaya, atletik, bisbol, dan panahan dengan biaya Rp 43,35 miliar.

Sedangkan untuk Stadion Si Jalak Harupat Bandung, Jawa Barat, selain venue utama, Kementerian PUPR juga merenovasi empat lapangan latihan yakni Gelora Bandung Lautan Api, IPDN, Jati Padjadjaran, dan Sidolig dengan biaya Rp 53,97 miliar.

Baca Juga: Kecelakaan Mobil Tabrak Asrama Komplek Lanud Adisutjipto, Berikut Kronologinya!

Untuk Stadion Manahan Solo, Jawa Tengah, selain venue utama, dilakukan pula renovasi terhadap empat lapangan yakni Sriwedari, Banyu Anyar, Sriwaru, dan Kota Barat. Pengerjaan di Solo menghabiskan biaya Rp16,82 miliar.

Sedangkan di Surabaya, Jawa Timur, selain untuk venue utama, Kementerian PUPR juga merenovasi lapangan latihan Gelora 10 November, Lapangan A Gelora Bung Tomo, Lapangan C Gelora Bung Tomo, dan Thor. Total pengerjaan di Surabaya memakan biaya Rp 23,29 miliar.

Di Bali, Kementerian PUPR juga mengerjakan empat lapangan utama selain venue utama yakni Stadion I Wayan Dipta, yakni lapangan latihan I Gusti Ngurah Rai, Kompyang Sudjana, Gelora Samudra, dan Trisakti. Untuk pengerjaan di Bali total Kementerian PUPR mengeluarkan dana Rp 17,61 miliar.(*)

Tags

Terkini

Ada jaksa yang ditangkap dalam OTT KPK di Banten

Kamis, 18 Desember 2025 | 15:15 WIB