HARIAN MERAPI - Selain perawatan luka fisik, siswa korban ledakan di SMAN 72 Jakarta juga mendapat pendampingan untuk mengatasi traumanya.
Namun, proses pendampingan tersebut tampaknya masih memerlukan waktu karena menurut menurut Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti, masih ada siswa yang mengalami trauma.
Trauma yang dialami para siswa tersebut membuat mereka masih memiliki ketakutan untuk kembali belajar di sekolah.
Baca Juga: Polres Sukoharjo tangkap dua pelaku jaringan pengedar sabu 213 gram
Mendikdasmen: Trauma Siswa dan Fokus Penyembuhan Psikis
Abdul Mu’ti mengungkapkan dirinya menerima laporan sebagian siswa belum siap kembali ke sekolah untuk kegiatan pembelajaran tatap muka.
Sementara sebagian lainnya, kata Mu’ti, sudah ada yang menyetujui untuk segera memulai pembelajaran langsung.
“Pekan depan, informasi yang saya terima memang juga belum seluruh murid siap secara mental untuk kembali ke sekolah,” kata Mu’ti di kompleks kantor Kemendikdasmen, Jakarta Pusat pada Minggu, 16 November 2025.
“Walaupun informasi yang saya terima sebagian besar orang tua dan murid sebenarnya sudah siap untuk kembali belajar,” lanjutnya.
Untuk penanganan pemulihan trauma atau trauma healing pada siswa, Mu’ti menyebut masih terus dilakukan oleh Kemendikdasmen dengan beberapa aktivis dan organisasi psikolog.
“Kita berusaha bagaimana agar situasi dapat kembali pulih dan para murid dapat belajar sebagaimana biasa,” ucap Mu’ti.
Baca Juga: Kapolres Salatiga Singgung Soal Insiden Laka di JLS Jadi Perhatian Publik
Kepala Sekolah SMAN 72 Jakarta, Tetty Helena Tampubolon, sebelumnya juga menyatakan pendampingan trauma healing dilakukan dengan menggandeng berbagai pihak.