nasional

Ternyata, BPJS sebagai syarat buat SIM untuk kejar 100 persen perlindungan

Minggu, 10 November 2024 | 20:25 WIB
Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti diwawancarai wartawan di sela-sela Kongres Internasional Dewan Dunia untuk Pengobatan Preventif, Regeneratif, dan Anti-Penuaan (WOCPM) di Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Minggu (10/11/2024). (ANTARA/Dewa Ketut Sudiarta Wiguna)

Dari realisasi pada 2023 itu, sebesar Rp34,7 triliun di antaranya dikeluarkan untuk membiayai penyakit katastrofe atau penyakit berbiaya besar dan jangka waktu yang panjang di antaranya sirosis hati, jantung, gagal ginjal, kanker, leukimia, stroke, hingga talasemia dengan jumlah kasus mencapai 29,7 juta kasus.

Paling besar adalah kasus penyakit jantung mencapai 20 juta kasus dengan realisasi biaya mencapai Rp17,6 triliun.

Baca Juga: Jumlah kunjungan dan omzet PPD 2024 dua kali lipat dari target

BPJS Kesehatan menggenjot penerapan skrining kesehatan yang salah satunya dapat diakses melalui aplikasi JKN Mobile untuk mendeteksi dini penyakit berat itu yang diharapkan dapat menekan realisasi biaya penyakit katastrofe.

Pada 2023 sebanyak 39,7 juta peserta yang memiliki aplikasi JKN mobile melakukan skrining dan hingga Juli 2024 sudah ada 34 juta yang melakukan skrining.

Jika terindikasi memiliki penyakit tertentu maka peserta diarahkan untuk berkonsultasi klinik, puskesmas atau dokter mandiri yang menjadi fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP).(*)

Halaman:

Tags

Terkini

Ada jaksa yang ditangkap dalam OTT KPK di Banten

Kamis, 18 Desember 2025 | 15:15 WIB