sleman

Inilah kisah eks Napiter di Yogya, niatnya belajar agama tapi malah menyimpang

Kamis, 20 Juni 2024 | 18:25 WIB
Dwi Sosiadi (tengah) saat menyampaikan pengalamannya terpapar radikalisne (Foto : Samento Sihono)

HARIAN MERAPI - Masalah terorisme seakan menjadi momok bagi pemerintah Republik Indonesia. Seiring maraknya jaringan atau organisasi-organisasi terlarang di tanah air.

Kendati demikian, upaya deradikalisasi yang ditempuh oleh berbagai pihak secara serentak pun perlahan mulai membuahkan hasil. Khususnya yang menyasar para eks narapidana terorisme (napiter).

Salah satu eks napiter yang akhirnya kembali ke jalan yang benar adalah Dwi Sosiadi warga Bantul. Ia tak menyangka keikutsertaan dirinya pada kajian agama secara khusus itu menjurumuskan.

Pada akhirnya harus ditangkap Densus 88 Antiteror Antiteror Mabes Polri pada 2019. Selanjutnya Dwi langsung dibawa ke Jakarta hingga merasa terasingkan karena jauh dari keluarga dan orang tua.

Baca Juga: Ratusan Pelajar SLTA Diminta Patuhi Aturan Lalu Lintas dalam Sosialisasi Kebijakan Perhubungan Pemkot Salatiga

"Dulu saya menganggap, kelompok sayalah yang paling benar dan mengkafirkan pihak lain," beber Dwi, saat berdialog dengan Polda DIY, Kamis (20/6).

Dwi Sosiadi dalam acara acara itu menyampaikan bagaimana ia terpapar radikalisme. Menurutnya, memperdalam agama itu tentunya sangat baik, akan tetapi jangan salah mengikuti kajian dengan guru yang salah.

"Harus hati-hati dengan pengajian-pengajian yang akan membawa ke arah radikal, karena akan membawa kita pada intoleransi. Itulah yang menjadikan kita terpapar paham yang tidak benar radikalisme," katanya.

Baca Juga: Kasus Kematian Seorang Nenek di Paliyan Gunungkidul pada Akhir 2023 yang Diduga Korban Pembunuhan Terungkap, Pelaku Ditangkap, Ternyata Ini Motifnya

Di titik ini, Dwi Sosiadi mengakui mulai terbuka wawasan apa yang dilakukan adalah salah. Ia pun menganggap apa yang terjadi merupakan proses perjalanan hidup yang harus dilalui.

"Di penjara akhirnya membuka diri hingga akhirnya bisa kembali ke keluarga. Saya pun siap membantu dalam upaya pencegahan aksi terorisme agar Masyarakat tidak salah jalan," katanya.

Atas apa yang dialaminya, Dwi berharap jangan ada lagi masyarakat yang terpapar radikalisme hingga terorisme. Ia tak menyangka karena terlalu fanatik terhadap salah satu organisasi membuat terjerumus.(*)

Tags

Terkini