nasional

Kebocoran DPT di sistem KPU masih ditelurusi, ini yang dilakukan Kementerian Kominfo

Minggu, 3 Desember 2023 | 11:00 WIB
Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi menyampaikan paparannya saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi I DPR di Komplek Parlemen, Jakarta, Rabu (29/11/2023) (.ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)



HARIAN MERAPI - Data Pemilih Tetap (DPT) di sistem KPU bocor. Kementerian Kominfo masih melacak dugaan kebocoran data tersebut.


Berkenaan hal itu, Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi telah menugaskan Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo (Ditjen Aptika) untuk melakukan penelusuran.


Budi Arie meminta Ditjen Aptika menuntaskan kasus tersebut.

Baca Juga: Bupati Sleman terima buku Komunikasi Bencana Menuju Pariwisata Berkelanjutan, begini harapannya


“Saya sudah menugaskan Dirjen Aptika untuk melakukan penelitian apa penyebabnya dan bagaimana mengantisipasinya,” kata Budi Arie dalam rilis pers yang diterima di Jakarta, Sabtu.

Budi Arie mengatakan saat ini Kementerian Kominfo tengah berkoordinasi dengan Komisi Pemilihan Umum, Ditjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri, hingga Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk menyelidiki masalah tersebut.

 

Menkominfo menegaskan dugaan kebocoran data itu harus menjadi peringatan seluruh pihak penyelenggara Pemilu untuk memperkuat keamanan data dan menjaga sistem dengan lebih baik. Menkominfo mengharapkan tidak ada saling menyalahkan atau bahkan mendiskreditkan KPU.

Baca Juga: Buaya terkam nelayan di Situ Habibi Sukabumi, korban selamat, begini kondisi korban

“Kita tidak mau menyalahkan, sehingga kita sama-sama jagalah, yang pasti bahwa pelakunya memang sedang diverifikasi oleh aparat penegak hukum dan ini peringatan juga buat KPU untuk menjaga sistem lebih baik,” ujar Budie Arie.

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan telah meminta klarifikasi kepada KPU dengan mengirimkan surat melalui email.

Kementerian Kominfo, kata Semuel, juga melakukan penelusuran awal dengan mengumpulkan data-data yang sudah ada di publik. Semuel mengatakan saat ini mereka belum bisa menyimpulkan dan masuk pengauditan secara mendalam.

"Ini kan datanya sekunder, data-datanya sedang kami kumpulkan baik kami mengambil data-data yang ada di sosial media maupun yang si pelakunya sebarkan ini kita analisa,” tutur dia.

Baca Juga: Buaya terkam nelayan di Situ Habibi Sukabumi, korban selamat, begini kondisi korban

Halaman:

Tags

Terkini

Ada jaksa yang ditangkap dalam OTT KPK di Banten

Kamis, 18 Desember 2025 | 15:15 WIB