Teliti sebelum membeli, BPOM amankan puluhan ribu barang kedaluwarsa jelang Nataru

photo author
- Jumat, 20 Desember 2024 | 19:25 WIB
Kepala BPOM Taruna Ikrar (tengah) saat memperlihatkan produk pangan hasil intensifikasi pengawasan BPOM menjelang Natal dan Tahun Baru dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (20/12/2024).  (ANTARA/Prisca Triferna)
Kepala BPOM Taruna Ikrar (tengah) saat memperlihatkan produk pangan hasil intensifikasi pengawasan BPOM menjelang Natal dan Tahun Baru dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (20/12/2024). (ANTARA/Prisca Triferna)

HARIAN MERAPI - Menjelang Natal dan Tahun Baru 2025, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) berhasil mengamankan 86.883 produk tidak sesuai dengan ketentuan.

Temuan BPOM tersebut didominasi oleh produk sudah kedaluwarsa menjelang libur Nataru.

Kepala BPOM Taruna Ikrar dalam konferensi pers di Jakarta pada Jumat (20/12/2024), menyampaikan bahwa pihaknya dalam bagian intensifikasi pengawasan sampai 18 Desember 2024 telah memeriksa 2.999 sarana peredaran pangan olahan di seluruh Indonesia.

Terdiri atas sarana retail tradisional, retail modern, gudang distributor, gudang impor, dan gudang e-commerce.

Baca Juga: Keteladanan sebagai kunci keberhasilan pendidikan anak

"Dari situ kita bisa melihat produk tidak memenuhi ketentuan ditemukan pada sarana tersebut sebanyak 86.883 pieces, dengan rincian 54.845 pieces pangan kedaluwarsa. Ini lumayan bahaya kalau kedaluwarsa begini, 63,13 persen," kata Kepala BPOM Taruna seperti dilansir Antara.

Pengawasan yang sama menemukan 4.004 buah dalam keadaan rusak atau 4,61 persen dari total temuan, dan 28.034 buah tanpa izin edar (TIE) atau 32,27 persen dari total temuan.

Hasil patroli siber yang dilakukan oleh BPOM juga menemukan sebanyak 10.769 tautan dari platform e-commerce yang menjual produk pangan tanpa izin edar, memperlihatkan penurunan dibandingkan tahun lalu sebanyak 17.042 tautan.

Baca Juga: Rayakan Natal Bersama, Kereta Bandara Ajak Anak Panti Asuhan Naik Kereta

"Badan POM telah berkoordinasi dengan asosiasi e-commerce untuk melakukan penurunan konten atau takedown terhadap link yang teridentifikasi menjual produk tanpa izin edar," jelasnya.

Total kerugian temuan tersebut mencapai Rp634 juta untuk peredaran secara luring, dan nilai ekonomi dari peredaran secara daring mencapai Rp22,1 miliar.

Salah satu penyebab produk rusak atau dalam kedaluwarsa, yang banyak ditemukan di wilayah timur Indonesia, adalah karena panjangnya rantai pasokan di wilayah tersebut. Sehingga meningkatkan potensi tingginya pangan yang rusak dan kedaluwarsa.(*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Ada jaksa yang ditangkap dalam OTT KPK di Banten

Kamis, 18 Desember 2025 | 15:15 WIB
X