"Saya berharap pemerintah lebih memperhatikan pelaku UMKM dan para pekerja seni, supaya lebih produktif dan berkembang. Perlu ada pembinaan, sehinga bisa mengikuti event nasional maupun internasional," ucapnya.
Kepala Dinas Pariwisata Pandeglang Asmani Raneyanti menyatakan, PRC sudah menjadi event tahunan yang akan terus digelar di tahun-tahun mendatang. Artinya, ini menjadi peluang pasti yang bisa dimanfaatkan oleh pelaku UMKM untuk memasarkan hasil produksinya. “Semoga PRC tahun depan lebih semarak lagi,” ungkapnya.
Tahun ini, PRC berlangsung selama sebulan penuh. Yaitu dari tanggal 17 Juli hingga 17 Agustus. Beragam kegiatan pun disajikan. Mulai dari pertunjukan wayang golek, pertandingan sepakbola dan bola voli, Festival Qasidah, Festival Band, Tabligh Akbar, hingga Festival Kolecer. Ada pula pentas seni tradisional, lomba karaoke, dan lain-lain.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani berharap, PRC dapat merangsang kreativitas masyarakat, sehingga terpacu dalam membuat karya seni. Misalnya membuat souvenir, kuliner, dan lain-lain.
“Kita tentu berharap kreativitas seperti ini bisa terus ditimbulkan. Terus dijaga bahkan dikembangkan. Kreativitas seperti seni lukis ini juga bisa dipadukan dengan atraksi budaya. Dan bisa dikembangkan sebagai atraksi baru untuk menarik wisatawan. Namun, kemasan dan promosinya harus dilakukan dengan bagus juga,” papar wanita yang akrab disapa Kiki itu.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menegaskan, esensi penyelenggaraan pesta rakyat atau sebuah event bukan semata untuk meningkatkan kunjungan wisatawan. Ada dampak positif lain yang diharapkan mampu dirasakan warga setempat. Yaitu hidupnya perekonomian di wilayah sekitar.
“Dengan adanya event ini, bisa dipastikan banyak pedagang yang ambil bagian untuk mencari keuntungan. Dari kerajinan, kuliner, hingga kebutuhan lain. Wisatawan datang menonton dan belanja. Artinya, ada perputaran ekonomi secara langsung di sini," tandasnya.(*)